Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Kegiatan Warga Binaan di Panti Sosial Kedoya

Kompas.com - 08/03/2018, 07:02 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

Satpel Pembinaan Panti Tarmizi mengatakan, sebagian besar warga binaan mengalami gangguan kejiwaan. Mereka tidak nyambung saat diajak berbicara dan suka mencari perhatian.

Baca juga: Panti Sosial di Jakarta Kelebihan Kapasitas

"Rata-rata ya begitu. Kadang awalnya nyambung saat diajak mengobrol, ke belakangnya mulai ngelantur," kata Tarmizi.

Dalam ruangan tersebut terlihat pula warga binaan yang mengaji, bernyanyi, mondar-mandir dan memainkan objek apa pun di sekitarnya.

Pembinaan

Berbeda dengan warga binaan laki-laki yang terletak di lantai 1, warga binaan perempuan berada di lantai 2.

Tak banyak aktivitas seperti di tempat laki-laki.

Ruangan perempuan berbentuk lorong panjang yang terbagi atas beberapa blok berbatas jeruji besi.

Baca juga: Konsumsi Penghuni Panti Sosial Rp 18.000 Sehari Dinilai Tak Manusiawi

Mereka menyebar di dalam dan luar ruangan untuk berkumpul. Terlihat lima orang di antara mereka mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan pernak-pernik.

"Ini kami sedang bikin mute. Hasilnya enggak dijual, kayak pot kembang atau hiasan, kami jadikan pajangan," kata seorang instruktur keterampilan.

Kegiatan dapur di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat pada Rabu (7/3/2018).RIMA WAHYUNINGRUM Kegiatan dapur di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat pada Rabu (7/3/2018).
Pada sisi ruangan lainnya terlihat 10 orang karyawan yang sedang mempersiapkan makanan untuk makan siang.

Baca juga: Warga Lansia Tak Mampu Bayar Rusun Akan Dipindahkan ke Panti Sosial

Ada yang menyiapkan lauk lele goreng, sambal ati, sayur, dan ada pula yang mencuri piring.

Dalam kegiatan dapur, para karyawan juga dibantu warga binaan. Namun, tidak semuanya bisa dilibatkan.

"Paling satu (atau) dua orang yang bisa diajak komunikasi dengan baik dan tingkah lakunya enggak macam-macam," kata Tarmizi.

Makanan yang disediakan di panti tidak sembarangan.

Baca juga: Pengasuh Anak yang Buang Bayinya Ditempatkan di Panti Sosial Handayani

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat pada Rabu (7/3/2018).RIMA WAHYUNINGRUM Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat pada Rabu (7/3/2018).
Pihak panti menyediakan menu sesuai takaran ahli gizi untuk makan tiga kali sehari.

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya menyiapkan berbagai kegiatan untuk warga binaan yang ditampung sementara.

Kegiatan dijadwalkan setiap Senin-Jumat seperti bimbingan hukum dari kepolisian setempat, keterampilan (pembuatan mute, aksesoris, serta pot bunga), psikologi (bersama tenaga ahli psikolog), sosial, dan olahraga bersama.

Kompas TV Seorang pria ditangkap oleh polisi dari Polres Kota Besar Semarang, Jawa Tengah, karena diduga memaksa seorang nenek untuk mengemis. Penangkapan pelaku terjadi, setelah kabar cucu tega paksa nenek mengemis viral di media sosial. Pelaku Suwarno dan korban, nenek Supini yang dipaksa mengemis, ditangkap di sekitar perempatan lampu merah Rumah Sakit Karyadi Semarang. Dari tangan pelaku, polisi menyita sejumlah uang hasil mengemis nenek Supini. Kepada polisi, pelaku mengaku ia merupakan cucu korban dan sudah selama tiga bulan menyuruh sang nenek mengemis dan meminta jatah Rp 40.000 sekali mengemis. Kini, polisi masih menyelidiki kasus ini, apakah ada jaringan kejahatan yang terlibat. Sedangkan nenek Supini kini ditampung di panti sosial milik pemerintah Kota Semarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com