Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribut-ribut Penutupan Alexis dan Keberatan Anies...

Kompas.com - 24/03/2018, 08:35 WIB
Jessi Carina,
Dian Maharani

Tim Redaksi

Meski batal, Anies tetap dikonfirmasi perihal rencana penutupannya. Anies menjawab tentang sesuatu yang dibocorkan.

"Ini adalah contoh ketidakdisiplinan organisasi. Jadi sesuatu yang seharusnya dipersiapkan sampai tuntas ternyata difoto, dibocorkan, dan beredar," kata Anies di Hotel Kempinski.

Namun, kemudian dia mengatakan tidak mempermasalahkan surat yang beredar itu. Sebab tidak ada yang rahasia dalam surat itu.

Baca juga : Anies Akan Disiplinkan Anak Buah Terkait Rencana Penutupan Alexis

Menurut dia yang jadi masalah adalah soal kedisiplinan. Dengan bocornya surat tersebut, Anies berencana mendisiplinkan pegawai negeri sipil (PNS) DKI yang tidak mematuhi instruksi gubernur. 

"Mereka yang tidak disiplin akan saya disiplinkan, termasuk siapa pun yang tidak mengikuti instruksi gubernur," ucapnya.

Bukan permasalahkan surat bocor

Anies mengatakan masalahnya justru besarnya pasukan yang diminta Kasatpol PP Yani Wahyu. Besarnya jumlah pasukan seolah-olah Pemprov DKI Jakarta ingin pamer kekuatan.

"Kami ini menertibkan, bukan show a force. Kami mau menertibkan. Jadi, saya tidak mau dengan cara-cara seperti itu. Karena itu kenapa saya akan disiplinkan? Itu cara kuno, cara salah, saya akan tertibkan dengan cara yang benar. Saya akan disiplinkan," kata Anies.  

Baca juga : Anies Mengaku Tidak Permasalahkan Surat Penutupan Alexis yang Bocor, tetapi...

Sementara itu, Yani Wahyu mengatakan permintaan personel sebanyak itu dianggap perlu. Mereka tidak boleh meremehkan kondisi di Alexis. Tentang itu, Anies mengaku akan mengajarkan Yani cara yang benar.

"Nanti saya akan tunjukan bahwa untuk menegakan peraturan itu tidak perlu seperti itu," kata Anies.

Disiplinkan anak buah

Terkait ribut-ribut ini, Anies menyebut akan mendisiplinkan anak buahnya. Tadi malam, Anies mengatakan pendisiplinan bukan berarti memecat seseorang.

"Anda, tuh, ngebayangin pendisiplinan itu diberhentikan yah, dipecat, enggaklah. Pendisiplinan itu diberi tahu harus begini, ini caranya begini, itu saja," ujar Anies kepada wartawan... 

Baca juga : Wartawan Ditanya Anggota TGUPP, Siapa yang Bocorkan Surat Penutupan Alexis

Ia mengatakan, pendisiplinan dilakukan dengan memanggil anak buahnya yang berkinerja kurang baik. Kemudian, Anies akan memberi tahu bagaimana seharusnya menjalani tugas.

Dia mengatakan, tidak ada pemecatan setelah kejadian ini. Anies mengatakan, mendisiplinkan berbeda dengan menghukum. Dengan pendisiplinan, kata Anies, berarti memberi kesempatan seseorang memperbaiki kesalahannya. 

"Saya katakan disiplin dan itulah bahasa pendidikan, mendisiplinkan. Lain dengan menghukum, beda, loh, mendisiplinkan dengan menghukum. Mendisiplinkan itu membuat sesuai dengan yang diharapkan," katanya.

Kompas TV Hal ini disampaikan Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta.


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com