Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Diintimidasi, Wartawan Ini Polisikan Petugas Keamanan Alexis

Kompas.com - 23/03/2018, 21:39 WIB
Sherly Puspita,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang wartawan media online, Adi Wijaya (27), melaporkan dugaan intimidasi yang dialaminya saat melakukan peliputan di Hotel Alexis, Jakarta Utara, ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Jumat (23/3/2018).

Adi mengatakan, tindakan intimidasi tersebut diduga dilakukan sejumlah oknum petugas keamanan pada Kamis (22/3/2018).

"Awalnya saya mendapatkan tugas dari kantor untuk meliput (rencana penutupan) Hotel Alexis karena kabarnya Pemprov DKI akan menutup tempat itu kemarin," ujar Adi di Mapolda Metro Jaya, Jumat petang.

Adi datang ke Hotel Alexis bersama dua rekannya sesama wartawan.

Baca juga: Anies Mengaku Tidak Permasalahkan Surat Penutupan Alexis yang Bocor, tetapi...

Ia pun menanyakan informasi rencana penutupan Alexis kepada seorang petugas keamanan.

Namun, petugas tersebut mengaku tidak mengetahui informasi tersebut dan justru menanyakan latar belakang Adi.

"Saya sudah jelaskan kalau saya ini wartawan yang mau meliput. Saya lalu diajak ke arah pintu keluar, katanya mau ditemukan sama humas," katanya. 

Baca juga: Tutup Alexis, Kasatpol PP Tunggu Perintah Anies

Adi mengatakan, saat itu, hanya dirinya sendiri yang mengikuti arahan petugas keamanan. 

Ia meminta kedua rekannya menghubungi rekan wartawan lain yang bertugas di wilayah Jakarta Utara.

"Ternyata saya enggak diajak menemui humas. Ada sekitar sepuluh petugas keamanan lain di dalam ruangan itu dan meminta saya mengaku bahwa saya adalah seorang polisi," ujar Adi. 

Baca juga: Soal Cabut Izin Alexis, Jawaban Kadis PTSP Ujung-ujungnya No Comment

Ia mengaku telah menunjukkan kartu pers kepada para petugas. 

Namun, para petugas keamanan tetap memintanya mengaku sebagai anggota polisi yang tengah menyamar.

Ia mengaku tidak diizinkan keluar ruangan selama sekitar satu jam.

Baca juga: Anies Kritik Banyaknya Pasukan untuk Tutup Alexis, Kasatpol PP Tak Mau Underestimate

"Semua sudah saya jelaskan sejujur-jujurnya, tetapi mereka tidak percaya. Satu jam kemudian, teman saya datang menolong dan menjelaskan siapa saya sebenarnya. Baru setelah itu saya boleh keluar," katanya.

Adi melaporkan kejadian tersebut dengan laporan polisi nomor LP/1601/III/2018/PMJ/Dit.Reskrimum.

Para petugas keamanan yang belum diketahui identitasnya tersebut disangkakan dengan Pasal 18 ayat 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Kompas.com masih berupaya mendapatkan konfirmasi dari pihak Alexis. 

Kompas TV Hal ini disampaikan Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com