Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Penjualan Helm dan Jaket Mirip Seragam Ojek Online Setelah Grab Akuisisi Uber

Kompas.com - 27/03/2018, 20:40 WIB
Nursita Sari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Higler tetap menjajakan helm dan jaket mirip seragam pengemudi ojek online, Selasa (27/3/2018).

Ia menjual helm dan jaket bertuliskan nama perusahaan Uber, Grab, dan Go-Jek di bangunan semi permanen, Jalan Galunggung, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Menurutnya, penjualan helm dan jaket itu tidak terpengaruh adanya akuisisi Uber oleh Grab.

"Kalau itu sama saja, sama-sama banyak yang minat," ujar Higler.

Helm yang dijajakan didominasi warna oranye khas Uber. Kemudian, ada pula helm hijau khas Grab.

Sementara itu, stok helm hijau khas Go-Jek hanya tersisa beberapa buah.

Selain helm, jaket seragam Uber dan Grab juga banyak dijual di sana. Ada yang digantung, ada pula yang ditumpuk di atas terpal.

"(Stok helm dan jaket) Go-Jek ada, tetapi tinggal sedikit," katanya. 

Baca juga: Meraup Untung dari Helm dan Jaket Mirip Seragam Ojek Online

Helm mirip seragam pengemudi ojek online yang dijual di bangunan semi permanen di Jalan Galunggung, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (27/3/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Helm mirip seragam pengemudi ojek online yang dijual di bangunan semi permanen di Jalan Galunggung, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (27/3/2018).
Higler menjual helm Rp 45.000 per buah, sementara jaket dijual Rp 75.000.

Ia menyebut, barang itu milik bosnya yang dikirim langsung dari gudang Grab, Uber, dan Go-Jek.

Setiap harinya, jumlah helm yang terjual di sana berbeda-beda.

"Yang terjual enggak tentu. Yang beli juga kadang banyak, kadang enggak. 15 (buah) per hari kejual helmnya, kalau jaket 5 per hari yang kejual," ucapnya.

Selain para pengemudi ojek online, kata Higler, ada pula warga biasa yang membeli helm di tempatnya berdagang.

Mereka biasanya mengecat ulang helm tersebut.

"Ada, sih, yang beli masyarakat biasa, dicat ulang lagi, dihilangin logonya," kata Higler.

Benar saja, seorang warga bernama Rusdi yang tengah memilih-milih helm itu mengamini ucapan Higler.

Helm mirip seragam pengemudi ojek online yang dijual di bangunan semi permanen di Jalan Galunggung, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (27/3/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Helm mirip seragam pengemudi ojek online yang dijual di bangunan semi permanen di Jalan Galunggung, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (27/3/2018).
Dia berniat membeli helm ojek online itu untuk dicat ulang.

"Ini, kan, kualitasnya lumayan nih, tinggal dicat saja," ujarnya.

Kebanyakan helm yang dijajakan di sana kondisinya tidak mulus.

Ada yang sudah tergores, ditempeli stiker, hingga kaca helm yang pecah.

Begitu pula dengan jaketnya yang pudar warnanya dan kotor.

Higler menyebut, barang yang tak layak jual biasanya akan dikembalikan ke gudang perusahaan tersebut.

Sebelumnya diberitakan, perusahaan penyedia teknologi penyedia jasa transportasi daring Uber resmi diakuisisi kompetitornya, Grab, Senin (26/3/2018).

Melalui kesepakatan tersebut, semua aset serta pangsa pasar Uber yang ada di Asia Tenggara akan dikuasai Grab dan menjadikannya sebagai pemain di bisnis transportasi daring terbesar untuk kawasan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com