Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratna Sarumpaet Minta Sandiaga Tak Banyak Komentar soal Penderekan

Kompas.com - 09/04/2018, 16:40 WIB
David Oliver Purba,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Aktivis Ratna Sarumpaet meminta Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memahami kejadian penderekan mobilnya oleh petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Menurut dia, komentar Sandiaga malah membuat ramai.

"Dalam asumsi beliau, menganggap terus-menerus bahwa saya salah. Menurut saya, kalau enggak tahu persoalan, jangan berkomentar, ini justru yang bikin jadi ramai," ujar Ratna saat jumpa pers di Jalan Sabang, Jakarta Pusat, Senin (9/4/2018).

Pernyataan Ratna tersebut merujuk pada pernyataan Sandiaga yang menginginkan ada mediasi antara Ratna dan Dishub.

Ratna mengatakan memiliki hak melakukan somasi terhadap Dishub. Menurut dia, jika Sandiaga berniat baik menyelesaikan persoalan, harusnya dia yang memfasilitasi mediasi Ratna dan Dishub, bukan malah menyuruh Ratna mendatangi Dishub karena Ratna bersalah.

Baca juga: Larangan Parkir Tak Harus Ada Rambu, Sandiaga Bilang Ratna Sarumpaet Melanggar

"Menurut saya, tugasnya Pak Sandi sebagai wagub memediasi kami, ngundang kami untuk duduk, ini siapa yang salah. Jadi, jangan suruh saya berantem lagi dengan Dishub, dong," ujar Ratna.

"Mereka punya kewajiban entah menelepon saya atau memanggil saya. 'Coba aku pengin tahu duduk persoalannya seperti apa, kenapa Bu Ratna masih somasi, padahal kemarin Dinas katakan Bu Ratna salah.' Mereka kan punya kewajiban," ujar Ratna.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berharap Ratna mengurungkan niatnya menyomasi Dishub. Sandiaga meminta Ratna mengutamakan jalur mediasi ketimbang menempuh jalur hukum.

Baca juga: Ratna Sarumpaet: Saya Baru Tahu Tak Ada Rambu, tetapi Tak Boleh Parkir

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga UnoKompas.com/Akhdi Martin Pratama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno
Sandiaga mengatakan, Dishub menderek mobil Ratna untuk menegakkan peraturan. Sebab, mobil Ratna parkir di bahu jalan.

Sandiaga mengaku kenal dekat dengan Ratna. Atas dasar itu, dia menyarankan penyelesaian permasalahan ini ditempuh melalui jalur mediasi.

"Saya mengimbau kalau bisa ada mediasi dan tercapai diskursus yang justru memberikan pemahaman, sosialisasi terhadap peraturan daerah ini kepada kalangan masyarakat DKI," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI, Senin.

Baca juga: Tak Setuju Rencana Somasi, Sandiaga Ingin Ratna Sarumpaet Mediasi dengan Dishub

Salah satu isi somasi Ratna meminta agar petugas Dishub yang menderek mobilnya meminta maaf jika yang melakukannya bukan petugas dari seksi penegakan hukum.

Ratna juga minta agar Dishub melakukan inventarisasi masalah lalu lintas, khususnya marka jalan, agar memberikan kepastian hukum bagi warga Jakarta.

Kompas TV Urusan penderekan mobil yang dialami aktivis Ratna Sarumpaet pekan lalu berbuntut panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com