Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Buru Pemasok Metanol Mematikan ke Pembuat Miras Oplosan

Kompas.com - 10/04/2018, 08:47 WIB
Nursita Sari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar mengatakan, pihaknya masih memburu pemasok metanol yang mematikan kepada RS, tersangka penjual miras oplosan yang menewaskan delapan warga.

"Sudah terindentifikasi tempatnya, sudah disebutkan, tetapi kemarin kami masih konsentrasi terhadap penyidikan yang ada di sini. Nanti akan dikembangkan lagi distributornya (metanol) di mana," ujar Indra di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin (9/4/2018) malam.

Indra menjelaskan, RS tidak pernah membeli langsung ke tempat penjualan metanol tersebut. RS selalu memesan metanol melalui telepon.

"Selama ini, dia (RS) membeli by telepon kemudian dikirim. Ini akan kami dalami distribusi di mana," kata Indra.

Baca juga: Miras Oplosan yang Mematikan di Jaksel Ternyata Campuran Metanol serta Minuman Berenergi dan Bersoda

Dengan adanya pengembangan kasus ini, lanjut Indra, jumlah tersangka kemungkinan masih akan bertambah.

Selain mengejar distributor metil alkohol itu, jajaran Polres Metro Jakarta Selatan juga berkoordinasi dengan Polres Depok terus mengidentifikasi jumlah korban. Sebab, saat ini juga ditemukan beberapa korban tewas yang merupakan warga Depok.

"Kami koordinasi berapa korban di sana (Depok) yang mengonsumsi (miras oplosan) itu di tempat kami, di Jagakarsa. Itu yang masih kami data. Menurut info, mereka konsumsi di situ," ucapnya.

Adapun RS disangka menjual produk yang tak memiliki izin edar.

Delapan korban yang tewas karena mengomsumsj miras oplosan buatannya itu adalah W (32), AL (39), FS (40), YH (32), Su (29), M (50), S (40), dan F (32).

Sebanyak 3 korban meninggal di RS Fatmawati, 3 Korban meninggal di RSUD Pasar Minggu, dan 2 korban lainnya meninggal di RS Zahira Pasar Minggu.

Kompas TV Diduga kesembilan korban membeli dari penjual miras yang sama. Pihak kepolisian hingga kini masih menyelidiki kasus ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com