Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok SPBU Pramuka yang Merugi akibat "Underpass" Matraman...

Kompas.com - 12/04/2018, 14:30 WIB
Stanly Ravel,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Proyek underpass Matraman, Jakarta Timur, berimbas pada usaha-usaha di sekitarnya.

Salah satunya SPBU 34-10402 yang ada di Jalan Pramuka, Senen, Jakarta Pusat.

Sejak pembangunan dimulai hingga beropersi, omzet SPBU diklaim menurun drastis hingga akhirnya pihak SPBU menggugat Dinas Bina Marga, Dinas Perhubungan, dan Jaya Konstruksi sebesar Rp 8 miliar.

"Omzet yang paling utama, turunnya itu signifikan dibandingkan dengan sebelumnya (tidak ada underpass). Otomatis merugi," kata Kepala SPBU Jamal saat ditemui Kompas.com di SPBU Pramuka, Jakarta Pusat, Kamis (12/4/2018).

Baca juga: Bina Marga DKI Digugat SPBU Rp 8 Miliar karena "Underpass" Matraman

Pihaknya mengaku mengalami penurunan omzet hingga 70 persen dari omzet yang biasa diterima setiap bulan. Hal ini disebabkan akses menuju SPBU terhalang underpass Matraman.

SPBU Matraman yang dirugikan akibat pembangunan underpass Matraman, Kamis (12/4/2018)Stanly Ravel SPBU Matraman yang dirugikan akibat pembangunan underpass Matraman, Kamis (12/4/2018)
"Orang yang dulu mengisi (bensin) dari arah Tambak sekarang sudah tidak bisa isi di sini karena keluar underpass sudah melewati pom bensin. Sekarang yang mengisi bensin di sini hanya warga dari arah Senen mau ke Pramuka saja," ujarnya. 

Berdasarkan pantauan Kompas.com, hanya beberapa sepeda motor dan mobil yang mengisi bensin di sana.

Baca juga: Kadishub DKI Ingin Rambu di "Underpass" Matraman Ditambah

Pintu keluar underpass berada lebih kurang 100 meter setelah SPBU Pramuka. Hal ini membuat pengemudi yang melintasi underpass tidak dapat mengisi bensin di SPBU tersebut.

Debu proyek pembangunan underpass juga membuat tampilan dan beberapa peralatan SPBU terlihat kusam seperti tidak terawat.

Kondisi ini membuat pihak SPBU mengambil langkah hukum menggugat ketiga pihak tersebut.

Baca juga: Debut "Underpass" Matraman yang Dinodai Kemacetan Panjang

SPBU Matraman yang dirugikan akibat pembangunan underpass Matraman, Kamis (12/4/2018)Stanly Ravel SPBU Matraman yang dirugikan akibat pembangunan underpass Matraman, Kamis (12/4/2018)
"Gugatan itu saya masukkan pada Oktober 2017. Sebelum saya ambil langkah hukum, saya pernah meminta mediasi dengan ketiga pihak tersebut, tetapi tidak digubris sama mereka," ucap Jamal. 

Selain itu, pihaknya juga mempermasalahkan beberapa hal, antara lain penyempitan jalan dan rekayasa lalu lintas yang dilakukan Dinas Perhubungan DKI. 

"Saya minta Dinas Bina Marga membesarkan akses pas belokan dari Senen mau ke Pramuka, tetapi mereka menolak dengan alasan itu bukan ranah mereka. Dishub juga menyelesaikan masalah contraflow di jembatan layang dan parkir liar di belokan yang bikin akses ke sini makin terhambat," ujarnya. 

Baca juga: Layanan Transjakarta Koridor IV Molor Dampak Uji Coba "Underpass" Matraman

Ia mengatakan, bukan hanya pihak SPBU yang pernah memprotes ketiga pihak tersebut. Menurut dia, beberapa pengusaha percetakan di Matraman Dalam juga pernah memprotes pembangunan underpass Matraman. 

"Mereka juga protes, tetapi mereka katanya mengadu ke DPRD, saya tidak tahu bagaimana kabarnya sampai sekarang. Kalau gugatan saya sendiri masih berjalan, akhir bulan nanti sidang lagi," kata Jamal. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com