Para pengunjung umumnya juga tidak mau menerima fakta bahwa rumah tersebut tidak pernah dihuni Si Pitung.
Sebab, hal itu dinilai bisa mengurangi "aura" rumah tersebut.
Baca juga: Berguru Silat di Kampung Halaman Si Pitung
"Dari 100 pengunjung yang minta dijelaskan, ada pemandu itu paling 1-2 orang. Mereka datang sekadar melihat ngerasain masuk ke ruangan, merasakan aura ruangannya begitu," kata Sukma.
Ia menambahkan, minimnya bukti sejarah mengenai Si Pitung membuat objek wisata tersebut tidak mempunyai banyak koleksi.
Ke depannya, pihaknya berencana menambah koleksi terkait kebudayaan Betawi pada masa Si Pitung.
Baca juga: Deklarasi di Rumah Si Pitung, Jokowi Harus Minta Maaf
"Mungkin seragam silat pada masa itu, bentuk goloknya, banyaklah. Kami juga sedang menggali terus sejarah Si Pitung yang sebenarnya untuk mengedukasi masyarakat," ucap Sukma.
Rumah Si Pitung dibuka setiap hari pada pukul 08.00-17.00.
Harga tiket masuknya bervariasi, yakni Rp 1.500 untuk rombongan pelajar hingga Rp 5.000 untuk dewasa perseorangan.
Baca juga: Foto-foto Pemain Timnas Belanda Jadi "Si Pitung"
Selain mengagumi arsitektur Rumah Si Pitung dan mempelajari sejarahnya, pengunjung juga bisa menikmati berbagai kebudayaan Betawi seperti tarian, silat, dan kuliner di Rumah Si Pitung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.