JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 50 orang sukarelawan Aksi Kotak Oranye (AKO) Ramadhan terus mengumpulkan kue kering, untuk dibagikan kepada warga di Jakarta. Warga yang disasar yakni mereka yang tidak mampu secara ekonomi.
"Orang yang enggak mampu kayak pemulung atau pengemis kan susah mendapatkan kue seperti nastar (atau) putri salju. Dan (yang) kita targetkan orang-orang yang 'besok bisa makan, apa enggak' bukan yang 'besok makan apa'," kata Public Relation AKO Ramadhan, Montez, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/5/2018).
Ramadhan tahun ini adalah kali ke-8 mereka menggelar pembagian kue kering Lebaran untuk para pengemis, pemulung, tukang ojek, penyapu jalanan, penyandang disabilitas jalanan, anak jalanan, dan masyarakat Jakarta kurang mampu lainnya.
Baca juga: Inilah 5 Aneka Olahan Es Teh untuk Buka Puasa
Sesuai dengan nama gerakannya, mereka mengemas bantuan kue kering sekitar 3 kotak dalam satu kantong plastik berwarna oranye, di setiap pembagian yang dilakukan di masing-masing wilayah.
Kue-kue kering didapat dari donasi yang mereka buka mulai 15 Mei hingga 8 Juni 2018 mendatang.
Montez mengatakan, kue yang terkumpul sejak donasi dibuka 3 hari lalu itu saat ini telah mencapai sekitar 100 kotak. Nantinya, semua kua yang terkumpul rencananya akan dibagikan pada 10 Juni 2018.
Baca juga: Jualan di Pasar Takjil Benhil yang Dirindukan Para Pedagang...
"Tiap tahun untuk Lebaran lagi kue kering. Kue kaleng juga bisa. Ada saja yang mau kasih, cuma kita tidak menerima uang karena mengumpulkan donasi bentuk kue, cuma beda lokasinya (distribusi)," tambah dia.
Hingga 2017 mereka mendistribusi 10.000 paket kue kering Lebaran di 7 titik wilayah Jakarta seperti Kampung Bulak, Cawang, Tomang, Pasar Baru, Tebet, Lebak Bulus, dan PSKD Panglima Polim. Namun, untuk tahun ini tim survei masih mencari lokasi tepat untuk pembagiannya.
Baca juga: PT Transjakarta Sediakan Takjil Gratis di Halte Bus Selama Ramadhan
Dalam pembagiannya, mereka akan memilih tempat yang bisa mereka tangani sendiri sesuai kemampuan dan jumlah donasi yang ada.
"Kita jadi bukan cari yang ramai banget, kecuali ada back up-an polisi. Tapi kan keluar dana lagi. Enggak apa-apa sedikit, tapi rapi, enggak anarkis," katanya.