Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sarinah, Pusat Perbelanjaan Pertama di Indonesia, "Toko Raksasa" pada Zamannya

Kompas.com - 20/05/2018, 13:51 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - "Di Toko Raksasa Serba Ada tersedia segala macam barang yang merupakan segala macam kebutuhan rumah tangga. Juga barang rekreasi (bioskop, retoran, tempat main anak-anak), dan jasa-jasa (beauty salon, penjahit, pemangkas rambut, dan lain-lain)".

Demikian salah satu bagian dari pemberitaan Harian Kompas, 18 November 1965, untuk menggambarkan apa saja yang ada di pusat perbelanjaan Sarinah.

Sarinah. Ya, pusat perbelanjaan pertama di Indonesia ini didirikan pada 17 Agustus 1962 dengan nama PT Department Store Indonesia, dan resmi terbuka untuk masyarakat pada 15 Agustus 1966.

Lokasinya berada di Jalan MH Thamrin, Jakarta. Penggagasnya adalah Presiden pertama RI, Ir Soekarno.

Wajah baru Toserba Sarinah, yang hadir menjadi 
pemandagan baru di Jalan Thamrin, Jakarta.IGN HARYANTO Wajah baru Toserba Sarinah, yang hadir menjadi pemandagan baru di Jalan Thamrin, Jakarta.
Ditilik dari sejarahnya, nama Sarinah diambil dari nama pengasuh Bung Karno yang dianggap berperan dalam menanamkan kecintaannya pada orang kecil.

"Sarinah mengambil namanya dari salah seorang pengasuh Presiden Soekarno di masa kecilnya. Kesan mendalam tentang kebesaran jiwa menjadi ilham disematkannya nama tersebut," demikian dikutip dari Sarinah.co.id.

Pencakar langit pertama di Jakarta

Keinginan Soekarno mendirikan pusat perbelanjaan yang murah, salah satunya diharapkan menjadi stimulan, mediator, dan alat distribusi ekonomi yang tengah sulit kala itu. 

Soekarno ingin mendirikan store yang menyediakan kebutuhan wanita, anak-anak, pria, dan sebagainya.

Dengan segala kelengkapannya, maka Soekarno menyebutnya sebagai "Toko Serba Ada".

Gagasan ini berawal dari lawatan Soekarno ke sejumlah negara. Ia berpikir, sudah saatnya Indonesia memiliki pusat perbelanjaan yang menyediakan segala kebutuhan.

Tahun 1966, Sarinah diresmikan oleh Soekarno dengan peritelnya Sarinah Department Store.

Bangunan Sarinah yang memiliki tinggi sekitar 74 meter dengan 15 lantai menjadikannya sebagai pusat perbelanjaan pencakar langit pertama di Jakarta.

Perkembangan Sarinah

Pada 1966, dikutip dari Harian Kompas, 8 September 1966, di awal peresmiannya, Sarinah telah membuka beberapa lantai.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Gelontorkan Rp 18,96 Triliun untuk Pengentasan Kemiskinan di Jakarta

Pemprov DKI Gelontorkan Rp 18,96 Triliun untuk Pengentasan Kemiskinan di Jakarta

Megapolitan
Putri Kedua Pedagang Perabot di Jaktim Jadi Tersangka Pembunuhan Sang Ayah

Putri Kedua Pedagang Perabot di Jaktim Jadi Tersangka Pembunuhan Sang Ayah

Megapolitan
Benyamin-Pilar Bakal Datangi DPP PDIP Hari Ini, Sebut Terkait Pilkada Tangsel

Benyamin-Pilar Bakal Datangi DPP PDIP Hari Ini, Sebut Terkait Pilkada Tangsel

Megapolitan
Soal Sosok Ideal Gubernur Jakarta, Pengamat: Harus Tahu Tentang Jakarta

Soal Sosok Ideal Gubernur Jakarta, Pengamat: Harus Tahu Tentang Jakarta

Megapolitan
Tenda Pengungsi di Depan Kantor UNHCR Dibongkar, 15 WNA Diangkut Petugas Imigrasi

Tenda Pengungsi di Depan Kantor UNHCR Dibongkar, 15 WNA Diangkut Petugas Imigrasi

Megapolitan
Suami Bakar Istri di Tangerang, Pelaku Disebut Kesal Sering Dituduh Selingkuh

Suami Bakar Istri di Tangerang, Pelaku Disebut Kesal Sering Dituduh Selingkuh

Megapolitan
Saksikan Aksi Gila Suami Bakar Istri, Warga Cipondoh Langsung Bantu Padamkan Api

Saksikan Aksi Gila Suami Bakar Istri, Warga Cipondoh Langsung Bantu Padamkan Api

Megapolitan
Atlet Senam Artistik di Depok Tak Lolos PPDB, Orangtua Nilai Proses Tak Transparan

Atlet Senam Artistik di Depok Tak Lolos PPDB, Orangtua Nilai Proses Tak Transparan

Megapolitan
Dishub Jakarta Selatan Tertibkan Parkir Liar di Senopati Jaksel

Dishub Jakarta Selatan Tertibkan Parkir Liar di Senopati Jaksel

Megapolitan
Penyesalan Pembunuh Pria Lansia di Bogor : Maaf, Saya Terpengaruh Alkohol...

Penyesalan Pembunuh Pria Lansia di Bogor : Maaf, Saya Terpengaruh Alkohol...

Megapolitan
Sakit Hati Ditanya 'Mau Makan Apa', Seorang Pengamen Tega Bunuh Lansia di Bogor

Sakit Hati Ditanya "Mau Makan Apa", Seorang Pengamen Tega Bunuh Lansia di Bogor

Megapolitan
Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar untuk Atasi Banjir Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar untuk Atasi Banjir Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Satpol PP Bongkar Tenda Pengungsi WNA di Depan Kantor UNHCR

Satpol PP Bongkar Tenda Pengungsi WNA di Depan Kantor UNHCR

Megapolitan
PDI-P Lebih Berpeluang Koalisi dengan PKS ketimbang Koalisi Bogor Maju pada Pilkada 2024

PDI-P Lebih Berpeluang Koalisi dengan PKS ketimbang Koalisi Bogor Maju pada Pilkada 2024

Megapolitan
Pengamen yang Tega Bunuh Lansia di Sungai Cidepit Bogor Mengaku Menyesal

Pengamen yang Tega Bunuh Lansia di Sungai Cidepit Bogor Mengaku Menyesal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com