Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nurcholis Agi, Juragan "Mal Rongsok" di Depok..

Kompas.com - 22/05/2018, 16:24 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sudah delapan tahun terakhir seorang Nurcholis Agi menghabiskan hari-harinya di toko barang bekas miliknya yang dinamai 'Mal Rongsok', di kawasan Beji, Depok, Jawa Barat.

Delapan tahun setelah mendirikan 'Mal Rongsok' di Beji, Agi sudah mempunyai empat cabang lainnya yang tersebar di Cinere, Bogor, Solo, dan Tegal.

Sukses bersama 'Mal Rongsok', Agi mengaku sudah mencoba peruntungan lewat berbagai usaha yang pernah dilakoni sebelumnya. Ada yang berhasil, ada pula yang tidak.

"Macam-macam sih, ada 28 usaha yang gue jalani. Sebutin aja, bengkel motor, bengkel mobil, bengkel handphone, studio musik, warung nasi, salon, semua gue jalani," kata Agi, di tokonya, Selasa (22/5/2018).

Baca juga: Bos Besi Rongsokan Beli 3,1 Kg Emas Gayus Rp 1,4 Miliar

Karier Agi di dunia usaha dimulai pada 1993, lima tahun setelah laki-laki asal Banyuwangi itu mencoba peruntungannya dengan bekerja sebagai juru resep di sebuah apotek, sesaat setelah lulus SMA.

Bisnis pertama yang ia jalani adalah bisnis servis motor. Sukses bersama bisnisnya itu, ia melebarkan sayap dan membuka bisnis-bisnis baru.

"Bengkel motornya ramai, jadi saya buka (jasa) bangun rumah dan kontraktor renovasi. Kita buka juga bengkel mobil plus servis handphone, studio musik," ujar Agi.

Lahirnya mal rongsok

Pada 1998, Agi terpikir untuk membuka sebuah toko barang-barang bekas yang konsepnya mirip seperti pusat perbelanjaan modern.

Baca juga: Granat Nanas Aktif Ditemukan di Tempat Pengepul Barang Rongsokan

"Saya punya keinginan, pengen beli barang bekas. Kalau dapat barang, saya perbaiki kemudian saya jual. Saya punya pikiran 'Ah kalau nanti punya duit mau bikin mal tapi barang rongsok'," kata Agi.

Tampak depan Mal Rongsok di kawasan Beji, Depok, Selasa (22/5/2018) KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Tampak depan Mal Rongsok di kawasan Beji, Depok, Selasa (22/5/2018)

Cita-cita itu muncul tidak lepas dari kebiasaan Agi menghabiskan waktu di tempat-tempat jual-beli barang rongsokan di sekitar Jakarta dulu.

Pasar Senen dan Pasar Uler yang jadi sentra jual-beli barang bekas seolah menjadi 'tempat bermainnya'.

Berbekal keahlian dalam memperbaiki barang-barang bekas, Agi memulai bisnis jual-beli barang bekas pada awal 2000-an.

Saat itu, nama tokonya adalah 'Adi Electronic' yang fokus di penjualan barang elektronik bekas.

Baca juga: Ayo Tukar Barang Rongsokan dengan Garam Beryodium

"Karena untuk mal itu kan identik dengan barang yang banyak. Waktu itu saya sudah di sini, tapi saya belum berani untuk kasih nama mal rongsok, namanya masih 'Adi Electronic' karena masih kecil," tutur dia.

Seiring waktu berjalan, barang-barang yang ada di toko tersebut menjadi berkali-kali lipat jumlahnya. Agi menuturkan, hal itu terjadi begitu saja tanpa mengeluarkan banyak uang.

"Enggak pakai modal, Rp 100.000 saja. Pakai barang-barang yang dulu diservis, diputar saja terus duitnya, lama-lama kan jadi banyak," kata Agi.

Baca juga: Ratusan Kotak Suara Dijual ke Tukang Rongsokan

Kini, Agi telah menuai hasil kerja kerasnya. Meski tidak mau menyebutkan keuntungan tiap bulannya, ia mengatakan penghasilan dari toko tersebut bisa menghidupi keluarga dan 20 karyawannya.

Agi menambahkan, tokonya di Beji saat ini mempunyai omzet senilai Rp 1,5 milyar dan sekitar 30 ribu item dagangan. "Kalau digabung cabang-cabang yang lain, tentu berkali lipat," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com