DEPOK, KOMPAS.com - Sudah delapan tahun terakhir seorang Nurcholis Agi menghabiskan hari-harinya di toko barang bekas miliknya yang dinamai 'Mal Rongsok', di kawasan Beji, Depok, Jawa Barat.
Delapan tahun setelah mendirikan 'Mal Rongsok' di Beji, Agi sudah mempunyai empat cabang lainnya yang tersebar di Cinere, Bogor, Solo, dan Tegal.
Sukses bersama 'Mal Rongsok', Agi mengaku sudah mencoba peruntungan lewat berbagai usaha yang pernah dilakoni sebelumnya. Ada yang berhasil, ada pula yang tidak.
"Macam-macam sih, ada 28 usaha yang gue jalani. Sebutin aja, bengkel motor, bengkel mobil, bengkel handphone, studio musik, warung nasi, salon, semua gue jalani," kata Agi, di tokonya, Selasa (22/5/2018).
Baca juga: Bos Besi Rongsokan Beli 3,1 Kg Emas Gayus Rp 1,4 Miliar
Karier Agi di dunia usaha dimulai pada 1993, lima tahun setelah laki-laki asal Banyuwangi itu mencoba peruntungannya dengan bekerja sebagai juru resep di sebuah apotek, sesaat setelah lulus SMA.
Bisnis pertama yang ia jalani adalah bisnis servis motor. Sukses bersama bisnisnya itu, ia melebarkan sayap dan membuka bisnis-bisnis baru.
"Bengkel motornya ramai, jadi saya buka (jasa) bangun rumah dan kontraktor renovasi. Kita buka juga bengkel mobil plus servis handphone, studio musik," ujar Agi.
Pada 1998, Agi terpikir untuk membuka sebuah toko barang-barang bekas yang konsepnya mirip seperti pusat perbelanjaan modern.
Baca juga: Granat Nanas Aktif Ditemukan di Tempat Pengepul Barang Rongsokan
"Saya punya keinginan, pengen beli barang bekas. Kalau dapat barang, saya perbaiki kemudian saya jual. Saya punya pikiran 'Ah kalau nanti punya duit mau bikin mal tapi barang rongsok'," kata Agi.
Cita-cita itu muncul tidak lepas dari kebiasaan Agi menghabiskan waktu di tempat-tempat jual-beli barang rongsokan di sekitar Jakarta dulu.
Pasar Senen dan Pasar Uler yang jadi sentra jual-beli barang bekas seolah menjadi 'tempat bermainnya'.
Berbekal keahlian dalam memperbaiki barang-barang bekas, Agi memulai bisnis jual-beli barang bekas pada awal 2000-an.
Saat itu, nama tokonya adalah 'Adi Electronic' yang fokus di penjualan barang elektronik bekas.
Baca juga: Ayo Tukar Barang Rongsokan dengan Garam Beryodium
"Karena untuk mal itu kan identik dengan barang yang banyak. Waktu itu saya sudah di sini, tapi saya belum berani untuk kasih nama mal rongsok, namanya masih 'Adi Electronic' karena masih kecil," tutur dia.
Seiring waktu berjalan, barang-barang yang ada di toko tersebut menjadi berkali-kali lipat jumlahnya. Agi menuturkan, hal itu terjadi begitu saja tanpa mengeluarkan banyak uang.
"Enggak pakai modal, Rp 100.000 saja. Pakai barang-barang yang dulu diservis, diputar saja terus duitnya, lama-lama kan jadi banyak," kata Agi.
Baca juga: Ratusan Kotak Suara Dijual ke Tukang Rongsokan
Kini, Agi telah menuai hasil kerja kerasnya. Meski tidak mau menyebutkan keuntungan tiap bulannya, ia mengatakan penghasilan dari toko tersebut bisa menghidupi keluarga dan 20 karyawannya.
Agi menambahkan, tokonya di Beji saat ini mempunyai omzet senilai Rp 1,5 milyar dan sekitar 30 ribu item dagangan. "Kalau digabung cabang-cabang yang lain, tentu berkali lipat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.