Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sahur on the Road" yang Berujung di Kantor Polisi...

Kompas.com - 05/06/2018, 10:59 WIB
Stanly Ravel,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sahur on the road (SOTR) kembali menimbulkan kericuhan. Selain tawuran antar dua kelompok remaja di Jalan Merdeka Barat, sekelompok pemuda juga menyiram dua anggota Kamtibnas dengan air keras di Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Minggu (3/6/2018).

Usai menyiram, pelaku yang diketahui berinisial MSS (20) langsung kabur dari lokasi kejadian bersama temannya mengguna sepeda motor.

Sementara itu, dua anggota kamtibmas yang terkena air keras, yakni Daniel Ksatria mengalami luka bakar pada wajah. Sementara rekannya, Muhammad Fiyu luka pada bagian tangan.

Mendengar adanya tindakan kriminalitas tersebut, jajaran Polres Jakarta Timur langsung turum tangan melakukan penyelidikan di TKP. Dalam waktu beberapa saat, polisi sudah bisa mengantongi identitas pelaku penyiraman.

Baca juga: Tawuran Saat Sahur, Belasan Pemuda di Bogor Ditangkap

"Hanya butuh waktu tiga jam, pelaku penyiraman kami tangkap di rumahnya dan itu hanya berdasarkan keterangan saksi di lapangan," ujar Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Yoyon Tony Surya Putra kepada media, Senin (4/6/2018).

Berawal dari memberikan teguran

Merunut dari kronologi kejadian, Tony menceritakan bahwa awalnya Daniel dan Fiyu mencoba mendekati kerumunan sekolompok anak muda SOTR yang sedang ramai-ramai di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) Kampung Melayu. Kejadian tersebut kurang lebih pukul 01.00 WIB.

Tapi setibanya di kerumanan tersebut, korban Daniel justru mendapat siraman air keras yang sudah diletakan pada botol plastik kenarah wajahnya. Dampak siraman cairan kimia tersebut juga menenai lengan Fiyu.

Baca juga: Pelaku Mengaku Iseng Siram Anggota Kamtibmas dengan Air Keras

Setelah berhasil menangkap MSS di kediamannya di wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur, polisi mendapat pernyataan mencengakan. Remaja berusia 20 tahun itu mengaku menyiram air keras hanya sekadar iseng.

"Ini perbuatan keji, pelaku sadar air keras dapat melukai seseorang tapi dia sengaja menyiramnya. Dari pengakuannya, dia menyampaikan hanyan iseng," ucap Tony.

Dapat air keras dari senior

Menariknya, setelah dilakukan pengembangan, MSS memberikan penjelasan bahwa mendapatkan cairan keras tersebut dari seniornya yang dulu bersekolah di STM Bhakti, Jakarta Timur.

"Saya dapat air keras dari alumni saya," ucapnya ketika ditanya Tony di hadapan media.

MSS menjelaskan mengambil air keras tersebut di depan halte di kawasan UKI, pada Sabtu (2/6/2018) malam. Kemudian air keras tersebut dibawanya berkeliling SOTR bersama beberapa kelompok remaja.

Baca juga: Penyerang Anggota Kamtibmas Mengaku Dapat Air Keras dari Seniornya

Akibat ulah MSS, kini ia terancam merayakan Ramadan di dalam jeruji besi. Polisi menjeratnya dengan pasal 351 (2) dengan ancaman penjara lima tahun.

Tidak hanya itu, polisi juga akan melakukan penyelidikan lanjutan terhadap pemberi air keras tersebut.

"Nanti kami akan dalami lagi," tutup Tony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com