Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Lia, Emak-emak Jadi Sopir Bus Tanpa Kernet yang Videonya Viral

Kompas.com - 06/06/2018, 11:21 WIB
Stanly Ravel,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari lalu di media sosial, viral video "The Power of Emak-emak" yang menjadi sopir angkutan bus kota tanpa kernet di Jakarta.

Wanita tersebut ternyata bernama Lia (32) Yuliana, sopir Koantas Bima 509 jurusan Kampung Rambutan-Lebak Bulus.

Kompas.com bertemu Lia di Terminal Dalam Kota Kampung Rambutan, Selasa (5/6/2018). Saat itu ia mengenakan baju kaos berlapis kemeja seragam berwarna biru, celana jeans hitam, serta rambut yang diikat ke atas.

Kepada Kompas.com, ia mengaku sudah sekitar 15 tahun mengemudikan bus tiga perempat tersebut untuk mengais rezeki yang halal di Jakarta.

"Kalau narik dah lumayan lah, Bang, ada kali 15 tahun-nan. Pertama narik itu bukan di sini (Kampung Rambutan), tapi di Depok," ujar Lia.

Baca juga: Semangat Emak-emak Wujudkan Kampung Tidar Jadi Kampung Pelangi

Sebelum melayani penumpang dengan rute saat ini, Lia juga pernah jadi sopir berbagai jurusan lainnya. Mulai dari Depok-Pasar Minggu, Blok M-Depok, hingga Bogor-Pasar Minggu.

Lia dengan lihainya pernah mengemudikan Metromini, Kopaja, dan sekarang Koantas Bima.

Lia Yuliana, sopir wanita bus jurusan Kampung Rambutan-Lebak Bulus. Foto diambil Rabu (6/6/2018).STANLY RAVEL Lia Yuliana, sopir wanita bus jurusan Kampung Rambutan-Lebak Bulus. Foto diambil Rabu (6/6/2018).

Berawal jadi kernet

Kepiawannya mengemudikan bus berdimensi sedang tersebut tidak serta-merta didapat secara instan. Ada proses panjang dan bermula dari saat ia menjalani hidup dan bergaul di dunia terminal.

"Sebelum nyetir, saya itu jadi kernet dulu di Depok. Biasa lah ikut-ikutan sambil nyari uang dari pada ngangur. Setelah itu, mulai belajar nyetir," ucap Lia yang merupakan warga Bogor, Jawa Barat ini.

Baca juga: Saat Jokowi Ditodong Modal Usaha oleh Emak-Emak...

Menurutnya, sejak kecil ia memang memiliki sifat tomboi, bahkan rata-rata teman bermainya semua laki-laki. Lia menganggap menjalani hidup sebagai sopir sudah menjadi pilihan akhir sesuai kemampuanya.

"Mau gimana lagi, Bang, ini saja kemampuan saya, benar-benar cuma bisa nyetir. Dulu sih sempat kerja di konfeksi, cuma enggak lama juga," ucapnya.

Dari ragam pengalamanya membawa bus tiga perempat, serta banyak rekomendasi dari teman-temannya, Lia bersyukur bisa dipercaya oleh pemilik armada sebagai sopir.

"Bos dengar dari kawan-kawan sopir juga, saya bisa nyetir, dan enggak cuma pernah bawa satu mobil aja tali ada beberapa kan, yah jadi akhirnya dipercaya suruh narik sewa," kata ibu satu anak ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com