Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Musik sampai Politik, Peristiwa Bersejarah di GBK

Kompas.com - 11/07/2018, 09:07 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski dibangun untuk perhelatan olahraga Asian Games 1962 dengan berbagai arenanya, Gelora Bung Karno berkembang menjadi lokasi untuk banyak kepentingan publik mulai dari seni budaya, perdagangan, keagamaan, sosial, hingga urusan politik.

Dikutip dari buku Dari Gelora Bung Karno ke Gelora Bung Karno (2004), Julius Pour menulis pemain sepakbola legendaris Pele muncul di Stadion Utama pada 21 Juni 1972 untuk menunjukkan kebolehannya dalam laga persahabatan Santos melawan PSSI.

Ia kembali lagi pada 10 Desember 1973 untuk melatih siswa Yayasan Sekolah Sepakbola di Stadion Utama, namun akhirnya batal karena ia jatuh sakit saat di Jakarta.

Tak hanya Pele, bintang sepak bola kenamaan asal belanda Johan Cruyff mempersembahkan penampilan terakhirnya di Stadion Utama pada 25 Mei 1984 sebelum mengundurkan diri.

Baca juga: Pembangunan GBK yang Sempat Ditolak Gubernur Jakarta...

Pada 20 Oktober 1973, Mohammad Ali menang 12 ronde melawan Rudi Lubbers di Stadion Utama dalam pertarungan tinju kelas berat dunia.

Penyelenggara acara sempat mengundang pawang hujan dari Aceh, Banten, Jawa Timur, dan Maluku untuk mensukseskan acara ini.

Kelompok penerjun wanita dari Amerika Serikat antara lain Misty Blues dan Chutin’ Star juga pernah beratraksi di Stadion Utama pada 20 September 1990.

Pertunjukan adu banteng bahkan pernah digelar pada 27 April 1969 dengan menampilkan bintang matador José Cortez.

Ilusionis legendaris David Copperfield pernah menunjukkan kebolehannya ‘menipu’ penonton di Istora Senayan pada 17-20 September 1993. Pada Juni 1996, Copperfield kembali tampil menyihir di Istora.

Baca juga: Perubahan dan Asal Usul Nama Gelora Bung Karno

Konser musik

Di kancah musik, sejumlah musisi legendaris tercatat pernah menggelar konser di Gelora Bung Karno. Pada 4-5 Desember 1975, Deep Purple berhasil mengumpulkan puluhan ribu penonton di Stadion Utama. Grup band kulit hitam asal Inggris Osibisa juga tercatat pernah manggung pada 1978. NHK Symphony Orchestra yang dipimpin Yuzo Toyama juga pernah memukau Balai Sidang pada 2 September 1979.

Al Jarreau mengguncang penggemarnya di tahun 1978 lewat konser di Balai Sidang. Tiga pekan kemudian, tepatnya pada 23 Juni, penyanyi legendaris Gloria Estefan menggelar konser bersama grup Miami Sound Machine (MLM) di Balai Sidang.

Pada 5 September 1984, The New York Philharmonic Orchestra tampil dengan dramatis dan menggugah di Balai Sidang.

Sebanyak 110 pemain di bawah pimpinan Zubin Mehta, membuka acara dengan mengajak semua penonton untuk mengheningkan cipta bagi Wakil Presiden Adam Malik yang meninggal pagi harinya.

Baca juga: Riwayat Stadion Utama GBK dan Ambisi Soekarno

Tina Turner juga tercatat pernah menggelar konser pada 16-18 Februari 1988 di Istora. Vokalis Rolling Stones, Mick Jagger juga menggelar konser di Stadion Utama pada 30 Oktober 1988 dan diwarnai sejumlah kerusuhan.

Grup band lokal Kantata Takwa pernah pentas di Istora pada 6 Juli 1998 dan berakhir dengan kerusuhan di Parkir Timur yang tak jelas sebabnya. Kelak, Kantata Takwa kembali konser pada 30 Agustus 2003.

Pada 25 Agustus 2013, Metallica sukses menggelar konser keduanya di Indonesia di Stadion Utama. Deretan artis lainnya seperti The Moffats, Avenged Sevenfold, Linkin Park, Craig David, Brian McKnight, One Direction, Bon Jovi, Super Junior, hingga SM TOWN juga tercatat pernah berpentas di GBK.

Urusan agama, dua Paus pernah memimpin misa di Stadion Utama. Yang pertama, Paus Paulus VI memimpin misa di Stadion Utama pada 3 Desember 1970. Kedua, pada 1989, Paus Yohanes Paulus II mengumpulkan lebih dari 100.000 umat Katolik untuk mengikuti misa di Stadion Utama.

GBK juga berkali-kali digunakan sebagai tempat ibadah umat muslim antara lain shalat Ied yang digelar Yayasan Hira pada 20 Februari 1996 yang dihadiri setengah juta umat muslim dan istighasah kubra warga Nahdlatul Ulama di Parkir Timur pada Juli 1998 untuk mendoakan bangsa yang tengah dilanda krisis ekonomi dan politik.

Istighasah kembali digelar warga NU pada 30 April 2001 dan diwarnai meledaknya bom molotov. Pada 6 Agustus 2000, umat lintasagama menggelar Indonesia Berdoa untuk menghendaki perdamaian.

Baca juga: GBK Ditutup untuk Umum, Masyarakat Disarankan Joging di Trotoar

Politik

Selain olahraga, budaya, dan agama, sejumlah peristiwa politik bersejarah pernah terjadi di GBK. Setelah keberhasilan perheletan Asian Games 1962, Soekarno menginisiasi digelarnya Games of the New Emerging Forces (Ganefo) bagi negara-negara yang baru merdeka.

Ganefo I digelar pada 10-22 November 1963 di GBK dan diikuti 51 negara. GBK kemudian ditambah fungsinya sebagai International Political Venues dengan pembangunan kompleks Conefo (Conference of the New Emerging Forces) pada 1965 untuk menandingi PBB. Kompleks itu kelak dikenal sebagai Kompleks Parlemen.

Kemudian pada 20 Juni-5 Juli 1966, Sidang Umum MPRS berlangsung di Istora Senayan. Keputusan penting yang diambil yakni mengukuhkan Supersemar dan menolak pidato Nawaksara yang merupakan pertanggungjawaban Presiden Soekarno, dan pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pada 7-12 Maret 1967, Sidang Istimewa MPRS kembali digelar di Istora dengan keputusan mencabut mandat Presiden Soekarno dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat presiden.

Berbagai konferensi nasional maupun internasional pernah diselenggarakan di GBK. Salah satu yang paling menarik yakni APEC yang digelar November 1994 di Wisma Serba Guna GBK.

Di sela-sela kehadirannya, pada 15 November, Presiden Amerika Bill Clinton joging memutari Stadion Utama sebanyak tiga kali. Ia disebut amat ramah, senyum dan menyapa orang-orang, polisi, hingga sopir taksi.

Selain untuk perhelatan akbar, GBK juga digunakan sebagai lokasi pameran serta berbagai tes dan ujian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com