JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta mengkritik sejumlah program milik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno.
Sekretaris Fraksi PDI-P Dwi Rio Sambodo mengatakan, setidaknya ada 8 kritik dari fraksinya untuk Anies-Sandiaga.
Kebijakan pertama adalah penataan kawasan Tanah Abang.
Baca juga: 5 Kejutan dalam Perombakan Pejabat ala Anies-Sandiaga
"Dengan difasilitasinya PKL oleh Anies-Sandi untuk berjualan di tengah jalan dengan menutup jalan sangatlah bertentangan dengan rasa keadilan untuk warga lain," ujar Rio di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (16/7/2018).
Rio mengatakan, kebijakan itu juga telah melanggar undang-undang. Padahal, menurut dia, seharusnya Anies dan Sandiaga jadi contoh yang baik.
Kebijakan kedua yang dikritisi adalah soal rumah DP 0.
Baca juga: Berapa Anggaran Kunker Anies-Sandiaga, Pejabat, dan Staf DKI?
Sampai saat ini, skema pembiayaannya dinilai tidak jelas. Selain itu, rumah tersebut juga hanya bisa dijangkau warga minimal kelas menengah.
"Di mana penghasilannya Rp 7 juta per bulan, sementara UMP di Jakarta masih di angka Rp 3,6 juta per bulan. Lalu untuk siapa rumah lapis itu dibangun?" kata Rio.
Kritikan ketiga adalah terhadap program OK Otrip yang masih jauh dari target. Targetnya program itu bisa diikuti lebih kurang 2.000 angkutan umum.
Baca juga: Tak Ingin Pejabat Setor Muka, Anies-Sandiaga Tak Gelar Open House
Menurut dia, pada kenyataannya baru 123 angkutan yang bergabung.
Program keempat adalah OK OCE yang ternyata tidak menyediakan bantuan permodalan.
Baca juga: Opini WTP, Task Force Anies-Sandiaga dan Ucapan Terima Kasih untuk Jokowi-Ahok-Djarot
Kelima, Fraksi PDI-P juga mengkritisi KJP Plus yang menurut mereka minus.
"Banyak pengaduan rekening diblokir tanpa sebab maupun fasilitas makanan tambahan seperti telur dan daging dengan kualitas buruk," ucapnya.
Kritikan keenam adalah soal janji tidak ada penggusuran.
Baca juga: Saat Anies-Sandiaga Batalkan Tarawih di Monas atas Saran Ulama...