Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Kehebohan Kali Item, Gubernur DKI Berencana Bangun IPAL

Kompas.com - 24/07/2018, 17:14 WIB
Nursita Sari,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah kehebohan Kali Item, Kemayoran, Jakarta Pusat, Pemprov DKI Jakarta berencana membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Pembangunan itu dianggap sebagai solusi jangka panjang untuk mencegah pencemaraan Kali Item dan sungai-sungai lainnya di Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan, tahun ini akan dibangun 10 IPAL komunal di Jakarta.

Setiap IPAL yang dibangun bisa menampung limbah dari 150 kepala keluarga (KK). Proyek IPAL komunal saat ini memasuki tahap lelang.

Selain itu, pemerintah juga akan membangun 44 IPAL sanitasi berbasis masyarakat (sanimas) dengan kapasitas untuk limbah 50-100 KK. Namun, Anies ingin jumlah IPAL yang dibangun diperbanyak.

Baca juga: Sandiaga: Yang Dibaperin Orang Kali Item, Trotoar, JPO, Seharusnya Food Juga...

"Pembangunan IPAL komunal itu dilakukan 10 tiap tahun. IPAL sanimas (dibangun) di 44 lokasi," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (24/7/2018).

Pekerja memasang jaring-jaring untuk menutupi aliran Kali Sentiong atau Kali Item di Jakarta Utara, Jumat (20/7/2018). Pemasangan jaring-jaring berbahan nilon untuk mengatasi buruknya rupa Kali Item sebelum menerima para atlet Asian Games 2018 dari mancanegara yang akan menginap di Wisma Atlet.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Pekerja memasang jaring-jaring untuk menutupi aliran Kali Sentiong atau Kali Item di Jakarta Utara, Jumat (20/7/2018). Pemasangan jaring-jaring berbahan nilon untuk mengatasi buruknya rupa Kali Item sebelum menerima para atlet Asian Games 2018 dari mancanegara yang akan menginap di Wisma Atlet.
Hal lain yang akan dilakukan Pemprov DKI yakni bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun IPAL yang lebih besar dan mampu menampung limbah 500-700 KK di Cimanggis, Jakarta Timur, dan Semper Barat, Jakarta Utara.

Di samping pembangunan infrastruktur, Anies menyebut Pemprov DKI juga akan membuat rekomendasi teknis untuk izin IPAL yang akan dibangun industri.

Baca juga: Anies: Jika yang Kelola Jakarta Dulu Memperhatikan, Kita Enggak Punya Warisan Kali Item

 

Pemprov DKI juga akan merancang peraturan daerah (perda) terkait pengendalian pencemaran limbah.

"Industri yang melanggar, sanksinya ada di perda, dan kita akan terapkan sanksi itu," kata Anies.

Pembersihan terus berjalan

Anies menyebut pembersihan Kali Item terus berjalan meskipun pemerintah telah memasang kain waring yang menutupi kali itu. Kain waring dipasang untuk mengurangi bau tak sedap dari Kali Item menjelang Asian Games 2018.

"Kenyataannya masih hitam, kotor, dan Agustus akan ada Asian Games. Jadi, yang kami lakukan, lakukan dulu penutupan (menggunakan kain waring), sambil pembersihannya tetep dilakukan," ucap Anies.

Baca juga: Komentar Sandiaga soal Kali Item yang Disorot Media Asing

Pekerja membersihkan sampah di Kali Sentiong atau Kali Item, Jakarta Utara, Jumat (20/7/2018). Pemasangan jaring-jaring berbahan nilon untuk mengatasi buruknya rupa Kali Item sebelum menerima para atlet Asian Games 2018 dari mancanegara yang akan menginap di Wisma Atlet.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Pekerja membersihkan sampah di Kali Sentiong atau Kali Item, Jakarta Utara, Jumat (20/7/2018). Pemasangan jaring-jaring berbahan nilon untuk mengatasi buruknya rupa Kali Item sebelum menerima para atlet Asian Games 2018 dari mancanegara yang akan menginap di Wisma Atlet.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan menyampaikan, pembersihan Kali Item dilakukan menggunakan aerator dan nano bubble.

Aerator akan menambah oksigen ke dalam kali sehingga biota di dalam kali tidak menimbulkan bau. Sementara nano bubble berfungsi untuk menjernihkan air.

"Dengan adanya aerator maupun nano bubble dipasang, tadi hasil hitungan dari Dinas Lingkungan Hidup, perubahannya cukup bagus. Tingkat baunya jauh berkurang, debit air yang di situ juga ada penjernihan di dalamnya," kata Teguh saat ditemui terpisah.

Baca juga: Melihat Nano Bubble dan Aerator yang Dipasang Demi Kurangi Bau Kali Item

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com