Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mural di Kampung Tematik Penjaringan Angkat Konsep Jakarta "Tempo Doeloe"

Kompas.com - 31/07/2018, 22:40 WIB
Ardito Ramadhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mural yang menghiasi Kampung Tematik Sketsa di kawasan Kota Tua sekitar Galangan VOC, Penjaringan, Jakarta Utara, mengangkat konsep Jakarta Tempo Doeloe.

Founder Swappines, komunitas seni rupa yang melakukan pengecatan, Annisa Pradita menyatakan, mural-mural yang ada menceritakan kehidupan masyarakat Jakarta tempo dulu.

"Untuk konsep sendiri kita angkat Jakarta Tempo Doeloe. Jadi, kita di sini ceritain tentang kehidupan masyarakat Kota Tua waktu dulu," kata Annisa, usai peluncuran Kampung Sketsa Tematik Penjaringan, Selasa (31/7/2018).

Baca juga: PPSU Menyulap Kolong Flyover UI yang Kusam dengan Mural Asian Games

Annisa menuturkan, pihaknya melakukan riset lewat internet serta menanyakan warga sekitar untuk membuahkan karyanya.

Hasilnya, mural-mural yang ada dapat menggambarkan kehidupan masyarakat tempo dulu seperti bermain petak umpet, menumpangi becak, serta pertunjukkan ondel-ondel.

Beberapa mural yang ditampilkan di sana pun merupakan mural interaktif seperti instalasi becak yang dipadukan dengan lukisan penarik becak, sehingga orang yang duduk di atas becak tampak sedang diantar oleh tukang becak.

Salah satu mural yang menghiasi Kampung Sketsa Tematik di Penjaringan, Selasa (31/7/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Salah satu mural yang menghiasi Kampung Sketsa Tematik di Penjaringan, Selasa (31/7/2018).

"Dari instalasi itu kita kepikiran bagaimana buat mural interaktif, jadi kita seolah-olah bisa naik becak. Nah, abangnya itu kita gambar. Nah, becaknya itu kita minta dari sponsor mereka itu menyediakan untuk properti," kata Annisa.

Baca juga: Bermodal Mbah Google, PPSU Lukis Tembok Kali Mookevart dengan Mural Asian Games

Pembuatan mural-mural tersebut merupakan buah kerja sama antara seniman, Pemprov DKI, serta sebuah perusahaan cat.

Annisa menuturkan, ada sejumlah petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) yang terlibat dalam pengecatan tersebut.

"Dari Pemprov dikasih bantuan dari PPSU itu, mereka ngebantuin untuk mengangkut-ngangkut cat, mereka support kita selama di sini," kata dia.

Adapun proses pengerjaan mural di sana belum selesai sepenuhnya. Dari 25 tembok yang dapat dilukis, baru ada 10 tembok yang sudah selesai dikerjakan.

Kompas TV Spot ini menarik untuk berswafoto sekaligus tempat bermain hingga olahraga bagi anak-anak. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com