Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Apartemen Margonda Residence 2 Akan Diperiksa Terkait Kasus Prostitusi "Online"

Kompas.com - 15/08/2018, 19:47 WIB
Cynthia Lova,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Polisi berencana memanggil sejumlah pihak terkait, termasuk pengelola Apartemen Margonda Residence 2 dalam penyelidikan kasus dugaan prostitusi online di apartemen tersebut.

Hal tersebut dilakukan salah satunya untuk mengetahui apakah apartemen tersebut sering digunakan para PSK untuk lakukan praktek prostitusi.

"Ya tentunya, baik penjual kamar, pemilik kamar maupun pengelola apartemen ini akan segera kita panggil, karena memang kamar-kamar apartemen itu sengaja disewakan," ucap Kepala Satuan Reserse Kriminal Kota Depok Kompol Bintoro di Polresta Depok, Jalan Margonda Raya, (15/8/2018).

Baca juga: Polisi Ungkap Prostitusi Online di Apartemen Margonda Residence 2, Sejumlah Remaja Terlibat

Bintoro mengatakan, PSK memesan kamar di apartemen itu selama 1x24 jam dengan tarif Rp 200.000 di hari biasa, sedangkan di hari libur Rp 250.000.

“Para pekerja seks komersial tersebut biasa memesan apartemennya lewat media sosial Instragram punya perantara pemilik kamar apartemen, dan memang ada perantara (broker) langganan,” ucap Bintoro.

Menurut Bintoro, para PSK ini dalam sehari bisa mendapatkan lima sampai enam pelanggan. “Para penyewa PSK ini juga random, ada yang memang pelanggan dan ada juga yang baru,” ucap Bintoro.

Para PSK disebut biasanya menawarkan diri lewat aplikasi WeChat. PSK yang serius biasanya menulis nomor ponsel dan ada tulisan open BO atau booking online di status WeChat mereka.

Baca juga: Polisi Ungkap Prostitusi Online Berkedok Pijat Tradisional di Kalibata City

Bintoro menyebut, cara mengakses para PSK mudah hanya dengan dengan cara mengunduh aplikasi itu lalu tinggal mengetik nama atau mencari di daftar dengan menulis 'booking online'.

"Sangat mudah ya mengaksesnya. Saya khawatir anak-anak di bawah umur bisa mengakses. Apalagi, di sini (yang ditangkap) ada salah satunya mahasiswa dan pelajar. Mudah sekali tinggal mencari nama langsung tertulis berapa harganya, nomornya juga ada semua," ungkap dia.

Kompas TV Selain menangkap dua orang mucikari, H dan R, polisi juga menyita sejumlah barang bukti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com