Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Hoaks Kerusuhan di Gedung MK dan Fakta-fakta di Baliknya...

Kompas.com - 18/09/2018, 11:37 WIB
Sherly Puspita,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik akun facebook Syuhada Al Aqse (SAA) membagikan video yang disebut kerusuhan di depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK) pada Jumat (14/9/2018).

Dalam unggahannya, pemilik akun menambahkan keterangan sebagai berikut:

"JAKARTA SUDAH BERGERAK, MAHASISWA SUDAH BERSUARA KERAS DAN PESERTA AKSI MEGUSUNG TAGAR #TurunkanJokowi MOHON DIVIRALKAN KARENA MEDIA TV DIKUASAI PERTAHANA."

Unggahan ini disadari dan dilaporkan seorang warganet sehari setelahnya, yaitu pada hari Sabtu (15/9/2018).

Polisi menindaklanjuti laporan tersebut dan menangkap SAA pada hari Minggu (16/9/2018).

Lalu, apa yang salah dari unggahan SAA? Berikut Kompas.com merangkum fakta-fakta di balik kabar kerusuhan di depan Gedung MK.

1. Hanya Simulasi

Video yang unggah SAA sebetulnya bukanlah peristiwa kerusuhan mahasiswa. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pada hari Jumat memang kepolisian tengah mengadakan simulasi penanganan aksi unjuk rasa di lokasi tersebut.

Informasi mengenai simulasi ini juga diunggah di berbagai media sosial, salah satunya di akun instagram resmi Bidang Humas Polda Metro Jaya @humas.pmj pada Jumat dengan keterangan sebagai berikut:

"WAKAPOLRI PANTAU LANGSUNG SIMULASI PENGAMANAN PEMILU 2019

Wakapolri Komjen Pol Drs Ari Dono Sukamto memantau langsung simulasi pra operasi mantap brata 2018 yang digelar dalam rangka pengamanan pemilu 2019 di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (14/9/2018).

Dalam kegiatan ini Wakapolri juga turut didampingi oleh Pejabat Utama (PJU) Mabes Polri dan TNI. Simulasi ini merupakan wujud kesiapan polri untuk mengamankan Pemilu 2019 yang akan datang."

2. Empat Orang Penyebar Hoaks Ditangkap

Tak hanya SAA, polisi juga menangkap tiga orang lainnya terkait kasus penyebaran hoaks ini. Tersangka lain berinisial GUN, MY, dan NUG.

Dikutip dari Tribunnews.com, GUN ditangkap sebelum polisi menangkap SAA. GUN diamankan di Bandung pada Sabtu pukul 15.15 WIB.

Polisi mengatakan, GUN mengaku mendapatkan informasi bohong tentang kerusuhan di MK dari grup Whatsapp 'BISMILLAH' yang anggotanya disebut sebagai basis pendukung salah satu calon presiden.

Setelah mengamankan GUN, barulah polisi menangkap SAA. Selanjutnya polisi kembali mengamankan satu pelaku lain berinisial YUS di Cianjur, Jawa Barat, pada Minggu pukul 02.27 WIB yang telah mengunggah video tersebut di akun Facebook atas nama DOI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com