Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Angkot OK Otrip Jangan Coba-coba Terima Uang dari Penumpang...

Kompas.com - 02/10/2018, 13:54 WIB
Jessi Carina,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan, pelanggaran-pelanggaran dalam penerapan OK Otrip akan ditindaklanjuti.

Termasuk jika sopir angkot OK Otrip menerima pembayaran dalam bentuk uang tunai dari penumpang.

"Sanksinya itu cukup keras, termasuk pada pemutusan (kerja sama), tetapi dilihat dulu apakah operatornya atau oknumnya yang melanggar. Sanksinya bisa termasuk blacklist pramudi juga," ujar Budi saat dihubungi, Selasa (2/10/2018).

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Penerapan Program OK Otrip

Dalam penerapan OK Otrip, penumpang bisa menggunakan angkot yang sudah bergabung dengan program ini dengan gratis. Syaratnya penumpang harus memiliki kartu OK Otrip.

Saldo yang ada di kartu OK Otrip baru dipotong ketika penumpang lanjut naik bus transjakarta.

Sopir juga harus mengikuti sistem itu dan tidak boleh mengambil pungutan dari penumpang.

Baca juga: Catat! Ini Trayek Angkot OK Otrip yang Bisa Digunakan Gratis

Sebab, PT Transjakarta sudah memberikan gaji kepada sopir.

Budi mengatakan, penyimpangan-penyimpangan dalam penerapan program OK Otrip bisa saja terjadi di lapangan.

Dia meminta warga melapor jika mengalami atau melihat pelanggaran itu.

Baca juga: Pemprov DKI Ganti Nama OK Otrip, Ini Alasannya...

"Hambatan dan penyimpangan itu tentu ada. Silakan warga laporkan saja kepada kami, kami akan follow up, terutama yang mengutip uang itu," kata Budi.

Sebelumnya, Budi mengatakan, sopir angkot OK Otrip sudah memiliki standar pelayanan minimal (SPM).

Salah satu yang menjadi standar adalah sopir angkot OK Otrip tidak boleh ngetem sembarangan. SPM lainnya, para sopir angkot OK Otrip dilarang merokok dan harus memakai seragam operator.

Baca juga: Angkot OK Otrip Dibayar Rp 3.600-Rp 3.900 Per Kilometer

Apabila ada sopir yang tidak mematuhi SPM yang telah ditetapkan, gaji sopir akan dikurangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com