Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP Tak Bisa Tertibkan PKL di Gedung Milik Pribadi Kawasan Kota Tua

Kompas.com - 03/10/2018, 18:56 WIB
Rima Wahyuningrum,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satpol PP Jakarta Barat Tamo Sijabat mengatakan, pihaknya kesulitan menertibkan pedagang kaki lima (PKL) yang memarkirakan dagangannya di bangunan-bangunan tua kawasan Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat.

Sebab, lahan bangunan tua yang diisi PKL itu bukan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Jadi bangunan-bangunan tua yang (tak terpakai) berada di Kota Tua bukan milik Pemda. Tapi, pemilik di gedung-gedung tua itu milik perorangan atau instansi militer. Sehingga sulit bagi kami untuk menertibkannya," kata Tamo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/10/2018).

Menurut dia, kebijakan keberadaan PKL adalah pemilik bangunan tua tersebut. Ia berharap agar pemilik bangunan tidak menyewakan lahannya kepada para PKL.

Baca juga: PKL Kota Tua Membeludak, Satpol PP Mengaku Hanya Bisa Menghalau

"Enggak ada solusi lain terkecuali kesadaran dari si pemilik bangunan itu sendiri. Cuma itu cara jitunya, Pak," katanya.

Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua Norviadi S Husodo mengatakan hal senada dengan Tamo. Menurut dia, pihaknya tak bisa menertibkan PKL yang berjualan di bangunan milik perorangan itu.

Seperti PKL yang memarkirkan daganannya di bangunan tua dengan gerbang terbuka lebar di Jalan Lada, samping RM Padang Merdeka. Terlihat gerobak mie ayam dan pedagang berbagai minuman yang berada di sana. 

Baca juga: PKL Kota Tua Membeludak, Sandiaga Minta Kadis UMKM Berinovasi

"Yang di sebelah selatannya ya (Jalan Lada). Itu punya perorangan/swasta (Gudang eks PT Tjetot)," kata Norviadi saat dihubungi lewat pesan singkat.

Kondisi serupa juga terlihat di Jalan Kali Besar Barat dengan keberadaan gerobak mie dan gerobak minuman dengan kotak pendingin.

Saat ini, warga yang diperbolehkan mencari uang di kawasan Kota Tua, khususnya Taman Fatahillah adalah pengrajin binaan UPK Kota Tua. Mereka adalah manusia patung, pengamen bertopi hijau, seniman tato, dan sepeda ontel.

Sebelumnya, pemda telah memindahkan semua PKL kawasan Kota Tua ke lokasi binaan yang berada di Jalan Cengkeh. Hingga sekarang, pedagang yang dipindahkan dari Kota Tua masih berdagang di sana.

Baca juga: Sandi Ingin Hidupkan Lokbin PKL Kota Tua tetapi Belum Punya Konsep

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com