Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ponsel Nanik S Deyang Disita atau Dipinjam Polisi?

Kompas.com - 29/10/2018, 06:34 WIB
Sherly Puspita,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumat (26/10/2018) pekan lalu sekitar pukul 14.00 WIB, Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Nanik S Deyang, menyambangi Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Kedatangan Nanik untuk menjalani agenda konfrontasi dengan dua saksi lain terkait kasus penyebaran berita bohong atau hoaks oleh Ratna Sarumpaet. Dua saksi lain itu adalah Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dan Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Saat memasuki lobi gedung pemeriksaan, petugas meminta para pendamping Nanik menyerahkan ponselnya. Sedangkan Nanik diperbolehkan membawa ponsel ke dalam ruang konfrontasi.

Namun jawaban Nanik mengejutkan.

Baca juga: Nanik S Deyang Bantah Ponselnya Disita untuk Jadi Barang Bukti Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet

"Iya iya, saya enggak punya handphone. Handphonnya di situ (menunjuk ruang penyidik," jawab Nanik kepada petugas.

Saat ditanya lebih lanjut terkait keberadaan ponsel tersebut, Nanik tak menjawab jelas.

Kabar penyitaan ponsel

Kabar mengenai ponsel Nanik disita polisi telah bergulir sejak pemeriksaan pertamanya sebagai saksi kasus hoaks Ratna Sarumpaet pada 15 Oktober ini. Kabar penyitaan ponsel itu tampaknya membuat Nanik risau hingga pada tanggal 17 Oktober, melalui akun facebook, Nanik memberikan jawaban terkait kabar tersebut.

Nanik menyebutkan ponselnya tidak disita tetapi dipinjam oleh polisi.

"... Beredar cerita HP saya disita, itu tdk benar. Yg benar adalah dipinjam karena utk diambil foto wajah Bonyok RS di HP utk menyelidiki asalnya karena malam itu ahli IT -nya gak ada jadi diminta HP ditinggal, nanti setelah foto tersebut diambil maka HP akan dikembalikan.

Saya gak khawatir dng HP saya karena gak ada yg luar biasa. Paling yg agak sy keberatan , karena teman -teman suka menghubungi di nomer itu.

Tapi setelah saya pikir2 ada hikmahnya juga, saya berhenti dihubungi/di WA siapa saja ????. ( enak ternyata gak pegang HP)," demikian isi unggahan Nanik.

Keterangan polisi

Pada Jumat pekan lalu itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono membenarkan kabar yang menyebutkan ponsel Nanik disita.

"Bukan, disimpan (oleh penyidik), disita untuk barang bukti," kata Argo, Jumat.

Baca juga: Ponsel Nanik S Deyang Disita, Jadi Barang Bukti Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet

Argo menyebutkan, ponsel tersebut disita hingga persidangan kasus hoaks Ratna Sarumpaet usai.

Meski demikian Argo tak menjelaskan secara detail alasan penyitaan itu.

Ia hanya menjelaskan bahwa barang bukti dapat diambil dari manapun, termasuk dari tangan saksi.

Walau polisi telah membenarkan adanya penyitaan tersebut, pada Jumat malam Nanik kembali melontarkam bantahannya.

"Ada handphone, ada handphonen-nya di Bu Sari, di Ibu Sari (kuasa hukum)," ujar Nanik di Mapolda Metro Jaya, Jumat.

Hal itu ditegaskan kembali oleh kuasa hukum tiga saksi dalam kasus hoaks Ratna Sarumpaet, Hendarsam Marantoko.

"Enggak ada (penyitaan ponsel). Itu hanya desas-desus saja," kata Hendarsam saat ditemui di kesempatan yang sama.

Ketika dikonfirmasi kembali, Argo mengaku telah mendapatkan informasi terkait bantahan Nanik. Ia menyebutkan, hal ini akan dijadikan bahan evaluasi pihaknya.

"Ya, sudah jadi bahan evaluasi buat saya dan para dir (Direktur) serta Kapolres," kata Argo, Minggu kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com