Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Tewasnya Satu Keluarga di Bekasi: Temuan Boneka Bercak Darah hingga Surat Sarah...

Kompas.com - 14/11/2018, 09:27 WIB
Dean Pahrevi,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Keluarga Diperum Nainggolan (38) ditemukan tewas di rumahnya, Jalan Bojong Nangka II, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11/2018) pagi.

Diperum ditemukan tewas bersama sang istri Maya Boru Ambarita (37) di ruang televisi rumahnya.

Kedua anaknya, Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7) juga ditemukan tidak bernyawa di kamar tidur mereka.

Baca juga: RS Polri Temukan Luka Fatal pada Satu Keluarga yang Tewas di Bekasi

Pasangan suami istri itu merupakan pengelola kontrakan milik kakak kandung Diperum, Douglas Nainggolan.

Diperum juga memiliki warung sembako di rumahnya. Bangunan rumah Diperum menyatu dengan kontrakan yang dikelolanya.

Kompas.com merangkum 5 fakta kasus tewasnya keluarga Diperum:

1. Ditemukan tewas oleh penghuni

Salah satu penghuni, Feby Lofa Rukiani melihat gerbang kontrakan Diperum terbuka lebar pada Selasa pukul 03.30.

Televisi di kamar korban dilihatnya juga masih menyala.

Feby pun mencoba memanggil hingga menelepon korban, tetapi tidak ada jawaban.

Baca juga: Satu Keluarga Tewas di Bekasi, Polisi Periksa Kakak Korban

Pada pukul 06.30, Feby curiga korban belum juga bangun. Padahal, biasanya korban sudah membuka warungnya.

Feby yang penasaran akhirnya membuka jendela rumah korban. Ketika melihat ke dalam ruangan, Feby mendapati korban sudah tergeletak bersimbah darah.

Melihat hal itu, Feby langsung memanggil warga lainnya untuk mengecek korban dan melaporkan kejadian itu ke pengurus RT dan Polsek Pondok Gede.

Baca juga: Sehari Sebelum Tewas di Bekasi, Sarah Tulis Surat Ini untuk Ibunya

2. Luka benda tumpul dan senjata tajam

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto mengatakan, terdapat luka akibat benda tumpul pada Diperum dan Maya.

Sementara itu, kedua anak Diperum tidak mengalami lukadan diduga tewas karena kehabisan oksigen.

"Ada luka benda tumpul dengan luka senjata tajam. Berbeda-beda yang suami dan istri (luka) pada leher, sedangkan anak-anak kehabisan oksigen karena tidak ditemukan luka terbuka," kata Indarto.

Baca juga: Kesaksian Tetangga Sehari Sebelum Satu Keluarga Tewas di Bekasi

Pihak kepolisian masih menyelidiki dengan mencari sidik jari dan memeriksa sejumlah saksi termasuk kakak kandung Diperum, Douglas Nainggolan.

3. Temuan boneka bercak darah

Indarto menambahkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mencari tahu motif terkait kasus tewasnya keluarga Diperum.

Anjing pelacak dikerahkan untuk mengendus jejak pelaku.

"Sementara ini semua motif sedang kami kaji, setelah ini kami akan konsolidasi. Sementara ini kami melihat kecenderungannya bukan ekonomi, tetapi semua motif masih kami buka peluangnya," ujar Indarto.

Baca juga: Polisi Bentuk Tim Khusus Usut Tewasnya Satu Keluarga di Bekasi

Dalam olah TKP, polisi tidak menemukan barang-barang berharga yang hilang dari rumah tersebut.

Barang seperti uang dan kalung emas masih berada di rumah tersebut.

Ketika melakukan olah TKP, polisi mengamankan barang bukti berupa gunting, bantal berlumur darah, boneka bercak darah, dan pakaian korban.

4. Polisi bentuk tim khusus 

Polda Metro Jaya membentuk tim gabungan khusus untuk menyelidiki kasus tewasnya satu keluarga tersebut.

"Polda membentuk tim beserta Polres Bekasi Kota dan Polsek. Tim itu akan melakukan penyelidikan, kami mencari saksi-saksi dan motifnya apa," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.

Baca juga: Kronologi Satu Keluarga di Bekasi yang Tewas di Rumahnya

5. Surat terakhir Sarah

 

Sehari sebelum ditemukan tewas bersama keluarganya, Sarah menulis surat yang ia berikan kepada ibunya, Maya.

Surat itu lalu difoto Maya dan diunggah ke akun Facebook miliknya. Foto surat itu diunggah Maya pada Senin (12/11/2018) pukul 07.46.

"Dapat surat dari Boru Panggoaran masih kelas 3 SD, lucu juga ya senyum-senyum membacanya, asal lah ga cuma tulisan doang hehehehe Tuhan memberkatimu ya Boru, jadi anak yang takut akan Tuhan," tulis Maya dalam unggahan foto suratnya itu di akun Facebook miliknya.

Baca juga: Satu Keluarga Ditemukan Tewas di Rumah Kontrakan di Bekasi

Berikut isi surat Sarah kepada Maya:

"Dari Sarah

Mama dan papa maafin kakak kakak sudah bikin mama dan papa marah. kaka janji tidak akan akan melawan lagi. Kaka akan nurut sama mama dan papa, akan rajin berdoa menyembah membaca alkitab, enggak takut lagi sama setan. Kakak akan takut sama tuhan yesus. makasih mama dan papa sudah merawat kaka dari bayi, balita, anak-anak. Mama sudah capek masak buat kakak, papa kerja buat kakak.

Makasih mama dan papa".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com