JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga korban Lion Air JT 610 registrasi PK LQP meminta kepada pihak Lion Air maupun pemerintah untuk membuatkan satu monumen atau prasasti untuk mengenang para korban dalam tragedi kecelakaan pesawat tersebut, terutama korban yang tidak ditemukan dan tak teridentifikasi.
"Bagaimana kepada korban-korban yang tidak ditemukan? Apa hanya dikasihkan ini surat kematian? Kita berharap yang tidak ditemukan harus ada dari prasastinya setidaknya begitu dan juga mengingatkan akan tragedi ini," ujar perwakilan keluarga korban, Okto Manurung, di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (16/11/2018).
Baca juga: Kemendagri Juga Akan Terbitkan Akta Kematian Korban Lion Air yang Belum Teridentifikasi, asal...
Okto mengatakan, prasasti ini bisa menjadi pengingat bagi keluarga. Apalagi, untuk keluarga korban yang tak ditemukan sehingga tidak dapat dimakamkan.
Kakak Ipar Okto, yakni Martua Sahaka, menjadi korban kecelakaan pesawat tersebut dan belum teridentifikasi.
"Keluarga, anak-anak korban yang masih kecil misalnya pertanyakan bapaknya di mana kan bisa ditunjukkan, misalnya ini kuburannya. Harapan saya bagi yang tidak ditemukan, ada suatu kepastian tempat meninggalnya di mana. Saya yakin keluarga-keluarga lain mengharapkan hal yang sama," kata dia.
Ia berharap, permintaan tersebut bisa ditanggapi oleh semua pihak, terutama pihak Lion Air dan pemerintah.
"Kalau hanya satu pihak saya yakin akan dipandang sebelah mata. Tapi kalau semua unsur mau prihatin dan peduli saya yakin akan terjadi," ujar dia.
Baca juga: Kemendagri Janji Mudahkan Penerbitan Akta Kematian Korban Lion Air JT 610
Hingga saat ini, selain kakak Ipar Okto yaitu Martua Sahaka, ada 94 korban lainnya yang belum teridentifikasi.
Sementara itu, korban yang telah teridentifikasi sebanyak 95 orang yang terdiri dari 70 laki-laki dan 25 perempuan.
Keseluruhannya merupakan korban pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.