Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Banyak Warga Belum Sadar Bahaya Gundukan Tanah Mengandung Limbah

Kompas.com - 07/01/2019, 20:04 WIB
Ardito Ramadhan,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara Slamet Riyadi mengatakan, sejumlah warga masih suka memanfaatkan gundukan tanah yang diduga mengandung limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) sebagai tanah urukan.

Menurut Slamet, sebagian besar warga tidak mengetahui bahwa gundukan tanah yang mereka gunakan untuk menguruk empang atau jalan merupakan limbah berbahaya.

Baca juga: Petugas LH Temukan Gundukan Tanah Diduga Limbah Minyak Sawit di Marunda

"Selama ini warga belum tahu kalau bahan yang diambil ini masuk kategori limbah, jadi mereka beranggapan mencari bahan yang murah yang bisa diambil, dimanfaatkan untuk menguruk empang," kata Slamet kepada wartawan di Rusun Marunda, Senin (7/1/2019).

Meski begitu, Slamet menuturkan, pihaknya sampai hari ini belum menerima laporan mengenai keluhan warga yang memanfaatkan tanah diduga limbah sebagai urukan.

Ia menilai, warga merasa tak masalah karena mereka belum merasakan efek buruk limbah yang bercampur dengan air tanah.

"Air minum mereka hanya dari air PAM saja. Mereka enggak punya rasa kekhawatiran bahwa limbah ini kalau dibuat menguruk bisa mencemari air tanah, begitu," ujar Slamet.

Kendati demikian, Slamet meyakini warga sudah mengetahui bahwa tanah yang mereka gunakan merupakan limbah. Hanya saja, mereka tidak mengetahui bahaya yang ditimbulkan nantinya.

"Mereka menyebutnya tahi minyak. Mereka belum tahu (bahayanya) dan selama ini pun belum ada dampak terhadap kesehatan masyarakat. Begitu diuruk, ditutup tanah sudah selesai," kata Slamet.

Baca juga: Warga Diminta Jauhi Gundukan yang Diduga Limbah B3 di Marunda

Demi mengantisipasi pemanfaatan limbah sebagai tanah urukan, Slamet sudah berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan kelurahan untuk memberi imbauan pada warga.

"Sudah kami sampaikan melalui Satpel (Satuan Pelaksana) kami dan sudah ada beberapa watga yang tak lagi memanfaatkan limbah ini," kata Slamet.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah gundukan yang diduga berupa limbah B3 ditemukan di sejumlah titik di kawasan sekitar Rusun Marunda.

Limbah berjenis Spent Bleaching Earth tersebut dapat menyebabkan kanker hingga cacat bawaan untuk periode jangka panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com