Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Sekitar Lautan Sampah, Takut Banjir dan Kena Air Langsung Gatal

Kompas.com - 08/01/2019, 16:26 WIB
Dean Pahrevi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Aslia, warga Desa Pahlawan Setia di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi mengaku khawatir dengan banjir yang kerap merendam di area sekitar Kali Pisang Batu yang dipenuhi sampah.

Aslia mengatakan, banjir kerap muncul ketika hujan deras.

Air Kali Pisang Batu yang berwarna hitam pekat serta menimbulkan bau menyengat kerap meluap saat hujan dan merendam permukiman warga di sekitarnya.

Baca juga: Keluhan Warga Sekitar Lautan Sampah di Bekasi, Susah Tidur dan Nyamuk

"Kalau hujan di sini kadang banjir, bisa hampir satu meter masuk rumah. Airnya kan hitam tuh, bau lagi, kalau banjir itu kami sengsara banget deh soalnya airnya kotor banget. Kami mengungsi ke masjid deh," kata Aslia kepada Kompas.com, Selasa (8/1/2019).

Dia menambahkan, jika air tersentuh kulit, gatal-gatal langsung dirasakan warga setempat. Aslia khawatir jika banjir datang akan menimbulkan penyakit.

"Itu (air kali) kalau tersentuh tangan bisa gatal langsung. Enggak tahu ya, mungkin karena kotor banget sampai hitam begitu," ujar Aslia.

Sementara itu, Fatria selaku petani yang tinggal di sekitar kali mengatakan, air Kali Pisang Batu masih digunakan untuk pengairan sawah.

Namun, dia mengaku air kali yang berwarna hitam tidak berpengaruh pada sawah garapannya.

"Iya memang masih buat pengairan sawah, tapi ya enggak apa-apa sih," ujar Fatria.

Dia berharap sampah bisa dikeruk secepatnya sehingga tidak menimbulkan bau menyengat yang mengganggu aktivitas warga.

Dari pantauan di lokasi, terdapat sejumlah jenis sampah rumah tangga seperti plastik, botol, bahkan kasur pun tertata rapi seperti "dataran baru" di permukaan kali.

Baca juga: Baunya Enggak Tahan, Kita Malu kalau Kedatangan Tamu...

Air kali juga nampak hitam pekat serta mengeluarkan bau tak sedap.

Adapun sejak Sabtu (5/1/2019), sampah sudah dikeruk oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi menggunakan dua alat berat dan puluhan truk.

Sampai hari ini, terhitung sudah 150 truk yang mengangkut sampah dari kali tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com