Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkapnya Penipu yang Catut Nama Jokowi, Yenny Wahid, hingga Hary Tanoe

Kompas.com - 29/01/2019, 09:55 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Identitas penipu yang mencatut nama Yenny Wahid dan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo terungkap.

Tersangka dengan inisial ISP (39) itu ditangkap oleh Tim Cyber Polda Metro Jaya di rumahnya di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur pada Jumat (25/1/2019) malam.

Saat penangkapan, polisi mengamankan sejumlah barang bukti seperti satu KTP, satu unit telepon genggam, dua kartu ATM, dan enam Kartu Keluarga (KK).

Baca juga: Dugaan Penipuan Catut Nama Yenny Wahid dan Jokowi Dilaporkan ke Polisi

Sebelumnya, seorang warga Cipayung bernama Heru Purwanu (53) yang jadi korban penipuan ISP melaporkan kasus penipuan itu ke Polda Metro Jaya dengan nomor laporan LP/483/1/2019/PMJ/Dit.Reskrimum pada 24 Januari.

Heru mengaku telah memberikan uang administrasi senilai Rp 550.000 kepada tersangka.

Ia menceritakan telah didatangi tersangka saat menghadiri pengajian di masjid wilayah Rawamangun pada Desember 2018.

Menurut Heru, saat itu tersangka hanya mencatut nama Yenny Wahid dan capres nomor 01 Jokowi untuk menipu para korbannya.

Setelah dilakukan pemeriksaan, polisi menemukan fakta bahwa tersangka juga mencatut nama Hary Tanoesoedibjo.

"Dia itu datang (ke korbannya) menyampaikan bahwa yang bersangkutan bisa memberikan pinjaman dari Yayasan milik Yenny Wahid dan Hary Tanoesoedibjo. Kalau Pak Joko Widodo menang, uang pinjaman itu tidak perlu dibayar lagi" kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Senin (28/1/2019).

Tersangka menipu korbannya dengan berjanji memberikan uang pinjaman sebesar Rp 15 juta pada akhir Desember 2018.

Jika korban menyetujui mendapatkan uang pinjaman itu, korban harus membayar uang administrasi terlebih dahulu senilai Rp 500.000 sampai Rp 650.000.

Tersangka berjanji memberikan uang pinjaman paling lambat akhir Desember 2018. Namun, tersangka tidak dapat dihubungi oleh korbannya hingga Januari 2019.

Argo menyebut, tersangka melakukan penipuan itu seorang diri. Tersangka telah menipu 14 korban dengan total uang hasil penipuan sebesar Rp 10 juta.

"Tersangka melakukan aksi penipuan sendiri. Kalau korban bersedia menerima pinjaman uang, ada uang administrasi," ujar Argo.

Sasaran

Target korban penipuan adalah pengusaha kecil. Sebelum melakukan penipuan, tersangka berpura-pura melakukan survei terlebih dahulu pada korban yang memiliki usaha warung dan toko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com