Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh 14 Jam untuk Padamkan Kebakaran 34 Kapal di Muara Baru

Kompas.com - 25/02/2019, 06:30 WIB
Tatang Guritno,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Api melahap 34 unit kapal di Pelabuhan Muara Baru, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (23/2/2019) lalu.

Kasudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara, Satriadi Gunawan mengatakan, kebakaran terjadi mulai pukul 15.16 WIB.

Satriadi menambahkan, pihaknya butuh waktu 14 jam untuk melakukan pemadaman. Kesulitan yang dialami dalam proses pemadaman adalah angin kencang, kapal berbahan kayu dan terisi penuh oleh solar.

Baca juga: Kebakaran Kapal Muara Baru Ganggu Pelayaran, Syahbandar Tanjung Priok Keluarkan Notice to Mariners

Kebakaran pertama kali muncul dari kapal Artamina Jaya. Karena angin kencang dan jarak kapal berdekatan, api membesar dan melahap hingga 34 kapal.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, Reynold Hutagalung mengungkapkan, kebakaran dipicu pekerjaan las pada fondasi Kapal Artamina Jaya.

" Diduga proses pengelasan alami konslet, sehingga muncul percikan api dan mengenai solar, sehingga memicu kebakaran," kata, Sabtu.

Dalam insiden itu Polda Metro Jaya telah melakukan pemeriksaan terhadap 12 orang saksi.

" Penyidik sudah memeriksa 12 saksi terdiri dari anak buah kapal (ABK), kapten kapal, pemilik kapal, ada juga regulator dari syahbandar. Nanti semuanya kami mintai keterangan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Pelabuhan Muara Baru, Minggu kemarin.

Dari puluhan kapal yang hangus, tiga diantaranya merupakan kapal ilegal.

"Ada tiga kapal yang diduga ilegal karena tidak terdata di sistem database perizinan KKP maupun Kementrian Perhubungan," kata Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Muhammad Zulficar Mochtar.

Baca juga: KKP: Tiga Kapal Terdampak Kebakaran di Muara Baru Tak Punya Izin

Saat ini penyelidikan masih berlangsung, Polda Metro Jaya juga melibatkan tim pusat laboratorium forensik (Puslabfor) dan Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) dalam melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Tiga orang sempat di sempat dirawat Rumah Sakit Atmajaya karena mengalami sesak napas dalam peristiwa itu. Mereka kini sudah diperbolehkan pulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com