Walau sedang ada kesibukan di rumah, ia tetap tinggalkan pekerjaan rumah tersebut dan melaksanakan tugasnya sebagai kader jumantik.
"Setiap satu hari target 50 rumah, jadi seminggu saya bisa kunjungi 100 rumah untuk memantau jentik-jentik itu. Ada kesibukan apapun di rumah tetap saya tinggal, pokoknya tiap Rabu dan Jumat pekerjaan utama saya adalah kader jumantik," tegasnya.
Saat dikonfirmasi secara terpisah, Sekretaris Lurah Tegal Alur Yani Rokhmah menyebutkan, setiap bulan para kader jumantik mendapatkan upah Rp 500.000.
Baca juga: Pelaku Mengaku Refleks Pukuli Ibu-ibu Jumantik di Lenteng Agung
"Mereka ditarget minimal setiap bertugas harus melakukan kunjungan ke 50 gedung. Setiap gedung dihargai Rp 2.000, jadi total Rp 400.000 ditambah gaji pokok Rp 100.000 maka jadinya ditotal setiap bulan dapat Rp 500.000," papar Yani.
Adapun RW 05 Kelurahan Tegal Alur menjadi penyumbang terbanyak kasus DBD dengan total 24 kasus pada bulan Februari.
Selain RW 05, jumlah terbanyak juga ada pada RW 10 dengan total 15 kasus DBD.
Dari data yang didapat Kompas.com dari pihak Kelurahan Tegal Alur, tidak ada satu pun dari 16 RW di kelurahan tersebut yang bebas dari DBD.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.