Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik TPA Burangkeng, Aksi Tutup Paksa hingga Harapan Warga

Kompas.com - 15/03/2019, 15:12 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

"Ya kita tinggal buang dekat rumah juga enggak masalah kan kita dekat TPA tempat sampahnya. Sama aja baunya, Mas," ujar Sariyah.

Baca juga: Warga Sekitar TPA Burangkeng Tuntut Kompensasi Rp 270 Ribu Per KK

Harapan warga

Tuntutan warga Desa Burangkeng agar Pemkab Bekasi memberikan perhatian khusus pun sudah dilakukan bertahun-tahun. Namun hal itu tak pernah ditanggapi Pemkab Bekasi.

Sariyah mengatakan, dirinya berharap Pemkab Bekasi bisa merealisasikan kemauan warga terkait pemberian kompensasi berupa uang Rp 270 ribu per KK.

Menurut dia, kompensasi itu bisa sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari yang hidup berdampingan dengan TPA.

"Dari saya kecil TPA sudah ada, cuma enggak kayak gunung begini. Makin lama makin menggunung dan baunya makin parah. Saya setuju kalau warga tuntut kompensasi uang itu. Lumayan, Mas buat beli kebutuhan, kaya obat nyamuk itu kan perlu, biar enggak ada lalat juga," ujar Sariyah.

Hal senada juga dikatakan Tuti, warga RW 01. Dia mengatakan, sudah cukup lama warga merasakan bau sampah tapi tanpa ada perhatian yang lebih dari Pemkab Bekasi. Menurutnya wajar jika warga Desa Burangkeng unjuk rasa dan menuntut kompensasi berupa uang.

"Saya setuju sekali lah, kita ini sudah lama enggak diperhatiin sama pemerintah. Hidup dengan sampah, tapi TPA-nya tuh liat enggak tertata, kita tetap minta kompensasi uang jika tidak ya tetap ditutup ini TPA," tutur Tuti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com