DEPOK, KOMPAS.com — Hajah Dian Djuariah Maimun Al Rasyid, pendiri Masjid Dian Al Mahri sekaligus penggagas Masjid Kubah Emas di Depok, meninggal dunia pada Jumat (29/3/2019) dini hari.
Masjid Kubah Emas atau Masjid Dian Al Mahri itu benar-benar dilapisi dengan emas 22 karat.
Kemegahan masjid tersebut sering kali menjadi daya tarik untuk wisata religi.
Kompas.com merangkum sejumlah fakta tentang Masjid Kubah Emas Depok dan cerita dari pendirinya:
Masjid Kubah Emas ini memiliki lima kubah, terdiri dari satu kubah utama dan empat kubah kecil.
Baca juga: Sejarah Masjid Kubah Emas di Depok
Kubah itu dilapisi emas setebal dua sampai tiga milimeter dan mozaik kristal.
Kubah emas itu memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter.
Sementara empat kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter.
Selain itu, di dalam masjid terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton.
Relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Begitu pula pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid itu pun dilapisi emas.
Sementara, mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah itu pun juga berlapis bahan prado atau sisa emas.
Masjid Kubah Emas dibangun oleh Dian Al Mahri. Saat itu, Dian dikenal sebagai pengusaha asal Banten.
Ia membeli tanah di kawasan itu pada tahun 1996. Kemudian masjid mulai dibangun sejak tahun 2001 dan selesai sekitar akhir 2006.
Baca juga: Pesan Dian Al Mahri, Pendiri Masjid Kubah Emas, untuk Anak-anaknya...
Masjid Kubah Emas dibuka untuk umum pada 31 Desember 2006, bertepatan dengan Idul Adha yang kedua kalinya pada tahun itu.
Desain interior juga langsung dirancang oleh Dian Al Mahri. Dian mendatangkan langsung lampu gantung dari Italia seberat delapan ton.