Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Jam Lebih dari Bekasi ke Jakarta, Penumpang KRL Kesal Pengoperasian Jalur DDT pada Hari Kerja

Kompas.com - 12/04/2019, 10:42 WIB
Dean Pahrevi,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sejumlah penumpang Kereta Listrik (KRL) Commuter line di Stasiun Bekasi mengeluhkan pengoperasian jalur double double track (DDT) yang dilakukan pada hari kerja.

Imbas dari pengoperasian jalur DDT itu, sejumlah perjalanan KRL lintas Bekasi-Jakartakota terjadi keterlambatan.

Risa, warga Bekasi Barat mengatakan, seharusnya jadwal pengoperasian jalur DDT bisa dilakukan pada akhir pekan sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang hendak pergi bekerja.

"Kenapa enggak hari Sabtu atau Minggu saja. Ini semuanya jadi telat ke kantor, lain kali kalau kebijakan baru atau semacam hal ini bisa di hari libur aja," kata Risa di Stasiun Bekasi, Jumat (12/4/2019).

Baca juga: Imbas Pengoperasian DDT, Penumpang KRL Menumpuk di Stasiun Bekasi

Ade Sarah, warga Tambun mengatakan, dirinya harus naik KRL dari Stasiun Bekasi untuk menuju tempat kerjanya di daerah Kota. Senada dengan Risa, menurut dia, pengoperasian jalur DDT bisa dilakukan di hari libur bukan di hari biasa.

Tampak penumpang KRL menumpuk di Stasiun Bekasi imbas dari pengoperasian jalur double double track, Jumat (12/4/2019). KOMPAS.com/DEAN PAHREVI Tampak penumpang KRL menumpuk di Stasiun Bekasi imbas dari pengoperasian jalur double double track, Jumat (12/4/2019).
"Harusnya di hari libur, jangan di hari biasa orang pada kerja jadi telat. Sudah gitu berhentinya (KRL) di tengah jalan, harusnya di stasiun jadi ya penumpang punya opsi langsung untuk gunakan transportasi lain," ujar Ade.

Adinda, karyawan di kawasan Palmerah juga kesal. Sudah 2 jam dari Stasiun Bekasi, dia baru sampai di Stasiun Jatinegara.

"Enggak ngerti deh, enggak biasanya. Masak percobaan saat orang berangkat kerja. Dua jam baru sampai Jatinegara, berdiri, sesak!" ucapnya kesal.

Menanggapi itu, VP Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengatakan, saat ini pihaknya masih dalam upaya mengurai antrean kereta yang menumpuk sejak malam.

Baca juga: Hari Pertama DDT Beroperasi, Perjalanan KRL Jalur Bekasi Terlambat

"Kami memohon maaf atas kendala operasional KRL yang terjadi di lintas Manggarai - Bekasi - Cikarang pada pagi hari ini sehubungan adanya switch over double double track (DDT) Jatinegara - Cakung malam hingga dini hari tadi," kata Anne.

Dia belum bisa memastikan kapan perjalanan di jalur Bekasi-Jakarta Kota akan kembali normal.

Pantauan Kompas.com, penumpukan penumpang di Stasiun Bekasi mulai berangsur terurai. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com