Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Tarif Baru Ojek Online Mahal, Saya Pilih Naik Transjakarta Saja..."

Kompas.com - 01/05/2019, 12:12 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyesuaian tarif baru ojek online per 1 Mei dianggap memberatkan penumpang.

Salah satu penumpang bernama Pramitha (25) menilai tarif baru ojek online terlalu mahal bagi penumpang.

Hal itu bisa membuat para penumpang beralih menggunakan transportasi umum lainnya guna mencari transportasi umum dengan tarif yang lebih murah.

Baca juga: Soal Tarif Ojek Online, Grab Berharap Kepentingan Mitra dan Penumpang Seimbang

Awalnya, Pramitha mengaku tak mengetahui penyesuaian tarif baru tersebut.

Ia pun kaget saat memesan ojek online dengan tarif baru yang lebih mahal.

"Aku enggak tahu kalau ada tarif baru. Pantas saja tadi aku pesan Go-Jek dari rumah (kawasan Cempaka Putih) menuju Jalan Sudirman harganya lebih mahal, padahal bukan jam sibuk," kata Pramitha di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2019).

Baca juga: Apakah Tarif Ojek Online yang Baru Sudah Ideal?

Pramitha mengaku menggunakan jasa transportasi online untuk mempersingkat waktu menuju lokasi-lokasi yang dituju.

Namun, seiring penyesuaian tarif baru tersebut, ia mempertimbangkan naik transportasi umum lainnya.

"Dulunya aku selalu naik Go-Jek kemana pun karena lebih cepat. Kalau naik transjakarta, misalnya, aku harus transit dua kali dari rumah ke kantor, tetapi, kalau naik Go-Jek bisa langsung sampai kantor tanpa harus transit," ujarnya. 

Baca juga: Manajemen Grab Pasrah soal Aturan Baru Tarif Ojek Online 

"Harga (naik) Go-Jek juga enggak berbeda jauh dengan naik transjakarta, tetapi, kalau tarif baru yang sekarang lebih mahal. Kayaknya aku akan naik transjakarta aja besok," kata Pramitha.

Pendapat yang sama juga disampaikan Krispen (23).

Ia mengaku kecewa atas pemberlakuan tarif baru ojek online. Ia menilai tarif baru itu merugikan penumpang karena dituntut membayar tarif yang lebih mahal dibandingkan tarif sebelumnya.

Baca juga: INFOGRAFIK: Tarif Ojek Online yang Baru Ditetapkan Kemenhub

Menurut Krispen, tarif baru ojek online seharusnya dinaikkan secara bertahap, sehingga penumpang dapat memberikan evaluasi terkait kenaikan tarif tersebut.

"Sekarang, kan, langsung naik saja tuh, tanpa ada sosialisasi atau bertanya bagaimana pendapat penumpang. Tarif untuk empat kilometer perjalanan biasanya hanya Rp 7.000, tadi sudah naik menjadi Rp 10.000. Selisihnya memang hanya Rp 3.000, tetapi itu sangat memberatkan," ujar Krispen.

Oleh karena itu, ia berharap Kementerian Perhubungan mengkaji ulang peraturan penerapan tarif baru ojek online tersebut.

Baca juga: Tarif Ojek Online Naik, YLKI Harap Pengemudi Lebih Berhati-hati

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com