Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sylviana Murni, Mantan Pejabat DKI yang Gagal Jadi Wagub dan Lolos Jadi Anggota DPD RI

Kompas.com - 21/05/2019, 06:43 WIB
Vitorio Mantalean,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kontestasi Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu langkah penting Sylviana Murni dikenal publik.

Saat itu, ia diusung Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN) mendampingi Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Meskipun kalah pada putaran pertama dengan perolehan suara paling bontot di bawah pasangan calon Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga, nama Sylviana sudah mencuri perhatian karena satu-satunya calon wakil gubernur DKI perempuan yang berangkat dari latar belakang birokrat.

Baca juga: Jimly Asshiddiqie hingga Sylviana Murni Masuk Draft Caleg DPD Asal DKI

Kini, perempuan yang lahir dan besar di Jakarta itu sukses meraih kursi DPD RI sebagai salah satu dari empat senator ibu kota usai meraup 455.182 suara pada Pemilihan Legislatif 2019.

Kiprah istri Gde Sardjana itu di Pemprov DKI Jakarta berawal pada 1985, selang empat tahun setelah ia menyabet gelar None Jakarta.

Saat itu, DKI Jakarta dipimpin Gubernur Soeprapto. Sylviana memulai kariernya sebagai PNS sebagai staf penatar Badan Pembinaan, Pendidikan, dan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP-7) DKI selama hingga 1987, lalu menjadi staf Biro Pembinaan Mental DKI Jakarta sampai 1989.

Baca juga: Sylviana Murni: Kami Konsentrasi agar Kali Item Tak Bau Saat Asian Para Games

Deputi Gubernur bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Sylviana MurniKompas.com/Kurnia Sari Aziza Deputi Gubernur bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Sylviana Murni
Sylviana mulai mencicipi jabatan pimpinan ketika menjadi Kepala Sub Bagian Pendidikan Luar Sekolah Biro Pembinaan Mental DKI Jakarta pada 1989.

Selang dua tahun, ia menjabat Kepala Sub Bagian Seni Budaya Biro Pembinaan Mental DKI Jakarta selama empat tahun hingga 1995, sebelum menjabat Kepala Bagian Kebudayaan Biro Pembinaan Mental DKI Jakarta pada 1995-1997.

Perempuan yang memperoleh gelar profesor dari Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta ini juga pernah menjadi politisi Partai Golkar.

Baca juga: Pilih DPD Ketimbang DPRD DKI, Sylviana Murni Ingin Tetap Independen

Ia bahkan pernah duduk di kursi DPRD DKI Jakarta periode 1997-1999.

Sylviana kemudian kembali menjadi birokrat sehubungan peraturan pemerintah yang mewajibkan PNS tidak berkaitan langsung dengan partai politik.

Tanpa perlu waktu lama, jabatan pimpinan lembaga lain kembali menanti perempuan yang saat ini memiliki dua orang putri itu. Dalam rentang 1999-2001, Sylviana menjabat Kepala Biro Bina Sosial DKI Jakarta.

Baca juga: Gagal Pilkada, Sylviana Murni Daftar Jadi Calon Anggota DPD DKI

Setelahnya, Sylviana berturut-turut duduk di kursi Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta hingga 2004 dan Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta hingga 2008.

Sylviana kemudian terpilih sebagai Wali Kota Jakarta Pusat untuk rentang waktu 2008-2013. Hal ini menorehkan capaian tersendiri bagi Sylviana. Sebab, ia menjadi Wali Kota Jakarta Pusat perempuan pertama sepanjang sejarah.

Kematangannya dalam seluk-beluk birokrasi DKI Jakarta mengantarkannya menjadi Asisten Sekretaris Daerah bidang Pemerintahan DKI Jakarta ketika tampuk kepemimpinan Ibu Kota berpindah ke tangan Joko Widodo.

Baca juga: Sylviana Murni Minta Sandiaga Buat Jakarta Ramah Disabilitas

Jabatan ini membuatnya sempat mencicipi lagi pekerjaan walikota pada 2013, kali ini sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Barat, menggantikan Burhanuddin yang mencalonkan diri sebagai calon legislatif pada Pileg 2014.

Cagub dan cawagub nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni saat menghadiri acara Indonesia Untuk Semua dari partai Demokrat di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (7/2/2017). Susilo Bambang Yudhoyono akan menyampaikan pidato politik dalam rangkaian Dies Natalies ke 15 partai Demokrat yang diawali Rapimnas.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Cagub dan cawagub nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni saat menghadiri acara Indonesia Untuk Semua dari partai Demokrat di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (7/2/2017). Susilo Bambang Yudhoyono akan menyampaikan pidato politik dalam rangkaian Dies Natalies ke 15 partai Demokrat yang diawali Rapimnas.
Tantangan semakin menjadi saat Sylviana dilantik sebagai bos satpol PP di tahun yang sama. Dia ditunjuk sebagai Plt Kepala Satpol PP, mengisi posisi Effendi Anas yang pensiun, selama satu tahun.

Sebagai birokrat kawakan, nama Sylviana Murni sempat masuk dalam bursa calon sekretaris daerah, jabatan paling prestisius bagi birokrat di dunia pemerintahan.

Baca juga: Sandi: Welcome Home untuk Bu Sylviana Murni...

Namun, kali ini keberuntungan belum menaunginya.

Posisi Sekretaris Daerah DKI Jakarta jatuh ke tangan Saefullah hingga hari ini. Sylviana sendiri didapuk sebagai Deputi Gubernur bidang Budaya dan Pariwisata DKI Jakarta.

Petualangan Sylviana dalam birokrasi Ibu Kota tamat usai mengundurkan diri pada September 2016.

Ia mendaftarkan diri sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 mendampingi Agus Harimurti Yudhoyono sebagai pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1.

Baca juga: Demokrat Siapkan Sylviana Murni Jadi Caleg 2019

Bukan mustahil, deretan rekam jejak inilah yang pada akhirnya berhasil memboyongnya ke Senayan sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

Ia bersanding dengan nama-nama tenar lain seperti eks pebisnis yang telah duduk di kursi DPD RI 2014-2019 Fahira Idris, politisi senior Sabam Sirait, dan eks Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com