Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Porter yang Tak Bisa Mudik Saat Lebaran

Kompas.com - 04/06/2019, 17:15 WIB
Cynthia Lova,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Tiap Lebaran, Sugianto mengaku dirinya tak pernah ikut berkumpul bersama keluarga di Dieng.

Ia tak menampik jika penghasilan yang ia dapat bisa dua kali lipat dibandingkan hari biasa.

Baca juga: Mudik Lebaran, Penumpang Datang 5 Jam Lebih Awal di Stasiun Pasar Senen

Biasanya dalam sehari ia dapat menghasilkan uang sebesar Rp 150.000 per hari, kini ketika lebaran bisa mendapatkan sebanyak Rp 300.000 per hari.

"Tidak pernah namanya juga kerja begini, yang penting bisa buat anak sekolah sama beli baju Lebaran keluarga di kampung," ucapnya.

Tunda mudik

Hal yang sama dialami Surdianto, porter Stasiun Senen lainnya.

Ia mengaku terpaksa harus menunda mudiknya terlebih dahulu karena masih bekerja sama lebaran mendatang.

Untuk melepas rindunya, Surdianto biasanya video call istri dan anaknya di Tegal.

Ia juga belum memastikan kapan dirinya dapat pulang kampung bertemu keluarganya.

"Belum tahu sih mbak, palingan bulan depan sampai arus mudik selesai. Kalau saya kangen sih biasanya video call atau telepon cerita keadaan di sini," ucapnya.

Surdianto mengatakan, menjadi seoranh porter bukanlah tugas yang gampang apalagi dibulan puasa.

Baca juga: Cerita Warga soal Kegiatan di Padepokan Winardi yang Mengaku Imam Mahdi

Sebab ia harus menahan lelah naik turun tangga sambil mengangkat beban yang berat.

"Capek sih apalagi kalau lagi bulan puasa terus cuacanya panas pasti kerasa banget. Tapi ya kita mah kuat-kuatin aja sih kalau capek ya istirahat bentar," ucapnya.

Ia mengatakan, tak ada patokan tarif yang diberikan bagi penumpang yang ia tolong.

"Bebas mereka mau kasih berapa, saya terima. Tapi memang kadang ada yang kasih Rp 20.000 ada juga Rp 30.000. Ya lumayan lah kalau buat makan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com