Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kecanggihan ITF Sunter, Tempat Pengolahan Sampah yang Akan Dimiliki Jakarta

Kompas.com - 04/07/2019, 10:54 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah melakukan groundbreaking fasilitas pengolahan sampah di dalam kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter pada 20 Desember 2018 silam.

ITF Sunter ini disebut-sebut Anies berfungsi untuk mengurangi beban sampah yang ada di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dan juga penghasil tenaga listrik. Proyek ini pun disebut-sebut sebagai salah satu tempat pengolahan sampah terbesar di dunia karena mampu mengolah 2.200 ton sampah.

Namun bagaimana bentuk pengelolaan sampah yang dilakukan di proyek senilai 250 juta Dollar Amerika ini?

 

1. Teknologi dari Denmark

Direktur Utama Project Strategic Bisnis Unit ITF Sunter Aditya Bakti Laksana mengatakan pembangunan ITF Sunter berbasis pada konsep waste to energy dengan mengakuisisi teknologi Babcock & Wilcock Volund dari Denmark.

Ia menyebutkan teknologi ini sudah digunakan selama hampir 100 tahun di berbagai belahan dunia seperti Eropa, Amerika dan beberapa negara di Asia.

Baca juga: ITF Sunter Disebut Salah Satu yang Terbesar di Dunia

"Nah teknologi yang di Sunter ini sudah generasi ke-3 yang terbaru termutakhir, yang mana teknologi ini dipasang juga dan sudah beroperasi di Denmark akhir 2017 lalu. Jadi Sudah teknologi terkini," kata Adit saat ditemui Kompas.com Rabu (3/7/2019).

 

2. Cara Kerja

Adapun cara kerja dari teknologi ini yaitu dengan memanaskan sampah-sampah tersebut ke sebuah ruangan tertutup bernama insinerator dengan suhu mencapai 1000 derajat Celcius.

Pembakaran itu nantinya akan menghilangkan sebanyak 80 hingga 90 persen dari bobot sampah awal yang dimasukkan kedalam alat tersebut.

"Kemudian sisa dari pembakaran itu jatuh ke bawah berupa namanya slek atau bottom ash (abu tidak terbang). Nah itu adalah sisanya residu yang memang sudah dikategorikan ramah lingkungan," terangnya.

Teknologi ini dianggap Adit paling cocok untuk mengolah sampah DKI yang lembab dan rendah kalori.

Masterplan dari pembangunan pengolahan sampah dalam kota ITF Sunter yang diproyeksikan selesai pada tahun 2022 mendatangDok. Jakpro Masterplan dari pembangunan pengolahan sampah dalam kota ITF Sunter yang diproyeksikan selesai pada tahun 2022 mendatang

3. Bisa Hasilkan Listrik

Di atas insinerator, dipasangi lagi sebuah alat lain bernama boiler atau ketel uap yang berisi air. Dengan pemanasan yang mencapai 1000 derajat Celcius pada insenartor air yang ada pada boiler akan menjadi uap bertekanan tinggi.

Baca juga: Anies Sebut Pembangunan ITF Sunter Dimulai Akhir Juli

Uap tersebut kemudian disalurkan melalui alat lain bernama steam turbin. Nantinya uap itu akan memutar generator dan menghasilkan energi listrik.

"Listrik yang dihasilkan minimum adalah 35 megawatt per jam atau setahunnya kira-kira 280.000 megawatt," ujar Adit.

 

4. Emisi gas tak berbahaya

Sejatinya udara panas hasil pemanasan tadi membawa partikel-partikel berbahaya terhadap lingkungan jika dilepaskan begitu saja ke udara.

Namun pada ITF Sunter dipasangi lago sebuah teknologi bernama Flue Gas Treatment (FGT). Alat ini berfungsi untuk memfilter komponen-komponen berbahaya dan menekan gas buang dari hasil pembakaran sampah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com