Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurai Benang Kusut Reklame di Bekasi...

Kompas.com - 06/07/2019, 07:11 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Dia berencana melancarkan aksi serupa pada pekan depan. Semua demi memaksimalkan upaya di sisa enam bulan tahun anggaran.

"Minggu depan kami tertibkan lagi, tapi kami masih garap lokasinya, kami teliti lagi," kata Widayat.

Kemungkinan besar, lokasi yang disisir adalah Jalan Juanda, Jalan Cut Mutia, hingga Jalan Alternatif Cibubur yang diduga banyak bertebaran reklame ilegal.

"Mudah-mudahan (informasi inspeksi) tersebar juga ke pengguna atau perusahaan advertising supaya ada shock therapy. Kami juga sudah surati mereka, mudah-mudahan mereka tergugah, supaya mereka bisa membayar dengan tepat waktu, jangan molor-molor," jelas Widayat.

Regulasi ketinggalan zaman, birokrasi berbelit

Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 15 Tahun 2013 tentang Pajak Reklame yang selama ini jadi acuan ditengarai jadi biang kerok masalah reklame ilegal.

Birokrasi perizinan diduga jadi sumber kenakalan pengusaha. Atas dasar itu, kata Widayat, jajaran Pemkot Bekasi kini tengah menggodok peraturan wali kota yang diyakini mampu mengurai sengkarut masalah reklame.

"Kita perbaiki proses terhadap perizinan sendiri. Kalau dulu masih banyak yang berbelit, kita simpelkan lah, kita cepatkan," ujar Widayat.

"Artinya bukan mereka (pengusaha reklame) enggak mau ngurus, tapi prosesnya memang agak lama. Ke depan mereka datang ke sini dengan mudah, mereka tinggal ikuti, terus keluar izinnya dalam waktu yang singkat," imbuh dia.

Di peraturan wali kota yang ditargetkan rampung dalam beberapa waktu ke depan, biaya pajak reklame pun akan berlipat.

"Rencananya ada penyesuaian biaya. Karena, memang sampai tahun ini kan (biaya reklame) kami mengacu berdasarkan rumusan yang dibuat pada 2012-2013," ujar Widayat, Jumat (5/7/2019).

Dia tidak dapat membeberkan berapa rincian biaya reklame setelah penyesuaian kelak, lantaran ada berbagai koefisien yang digunakan untuk menghitung biaya reklame.

"Tergantung lokasi dan sebagainya, tergantung ruas jalan, luasan, jenis, kondisi, dan lain-lain," kata Widayat.

"Jadi naik berapanya kita belum bisa, karena tergantung tadi. Tapi kalau prosentase, antara 50 sampai 100 persen," imbuhnya.

Penyesuaian biaya juga rencananya bakal diterapkan pada reklame-reklame LED yang kian marak di Kota Bekasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com