Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Warga Afganistan Pencari Suaka Terindikasi Praktik Prostitusi

Kompas.com - 01/08/2019, 22:37 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua orang pencari suaka dari Afghanistan terindikasi melakukan praktik prostitusi setelah terjaring razia gabungan dipimpin Satpol PP dan diperiksa oleh keimigrasian Jakarta Pusat.

“Dua orang Afghanistan itu tidak bisa ditindak secara keimigrasian, tapi kami masih mendalami apakah ada indikasi melakukan kegiatan prostitusi,” kata Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Non-TPI Kelas 1 Jakarta Pusat Ruhiyat M. Tolib ketika ditemui di Jakarta, Kamis (1/8/2019), seperti dikutip Antara.

Tolib menyatakan, kasus pencari suaka yang terindikasi terlibat prostitusi ini merupakan yang pertama kalinya.

Baca juga: 3 Imigran Pencari Suaka Ditangkap Satpol PP

Salah satu poin yang menjadi perhatian adalah usia kedua warga negara asing (WNA) itu yang masih di bawah umur. H berusia 17 tahun dan S berusia 15 tahun.

Kedua WNA itu terciduk bersama dengan dua perempuan warga negara Indonesia (WNI) dalam razia di sebuah kamar kos atau penginapan di bilangan Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada Rabu (31/7).

Ketika razia dilakukan, keempatnya didapati sedang dalam keadaan telanjang dan setengah telanjang.

Baca juga: Peliknya Masalah Pencari Suaka, Stop Bantuan hingga Terciduk Satpol PP

Selain itu, ditemukan juga alat kontrasepsi sehingga diduga kuat mereka melakukan tindakan asusila.

Pihak imigrasi membawa kedua WNA dan satu WNI inisial R berusia 22 tahun. Sementara satu WNI lainnya dibawa oleh pihak kepolisian.

Adapun indikasi terkait prostitusi yang dimaksud Tolib, terlihat dari keterangan mereka bahwa kedua laki-laki WNA itu diundang oleh perempuan WNI.

Selain itu, terlihat pula dari analisis percakapan pesan singkat dan pesan media sosial di telepon seluler kedua WNA yang telah diperiksa oleh pihak imigrasi.

“Meskipun tidak ditemukan percakapan transaksional, di handphone-nya itu perempuan yang dihubungi banyak dan berusia di atas mereka. Ada yang dipanggil ibu atau mami," tambah Tolib.

Namun, sejauh ini baik WNA maupun WNI yang diperiksa mengaku bahwa mereka sudah saling mengenal dan melakukan hubungan seksual atas dasar suka sama suka.

Hingga saat ini, kedua WNA pencari suaka itu masih terus menjalani pemeriksaan dan ditahan di ruang detensi kantor keimigrasian Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com