Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiap Tahun Belanja Pakaian Anggota DPRD Bekasi Telan Ratusan Juta

Kompas.com - 07/08/2019, 15:23 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pengadaan ragam jenis pakaian bagi 50 anggota DPRD Bekasi menelan biaya ratusan juta setiap tahunnya. Tahun ini saja, keperluan tersebut telah menelan ongkos Rp 832 juta dari APBD Kota Bekasi.

Sekretaris DPRD Kota Bekasi M Ridwan menyebut bahwa pengadaan pakaian-pakaian ini rutin dilakukan setiap tahun.

"Ya, satu tahun satu kali," ungkap Ridwan melalui WhatsApp kepada Kompas.com, Rabu (7/8/2019) siang.

Baca juga: Anggaran Pakaian Dinas Anggota DPRD Kota Bekasi Terpilih Capai Setengah Miliar

Merujuk data situs resmi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (sirup.lkpp.go.id), terdapat empat jenis pos pengadaan pakaian bagi para anggota dewan.

Yang terbanyak, anggaran sebesar Rp 544,15 juta dikucurkan untuk pengadaan pakaian dinas bagi anggota terpilih DPRD Kota Bekasi periode 2019-2024.

Pos ini terdiri dari empat jenis pakaian, yakni pakaian sipil resmi, pakaian sipil lengkap, pakaian sipil harian, dan pakaian dinas harian.

Ridwan mengatakan, tiga jenis pakaian lain, yakni pakaian dinas lapangan, pakaian dinas harian camat dan lurah, serta pakaian dinas upacara akan diadakan saat APBD sedang "mampu". Seluruh pakaian ini dikenakan sehari-hari oleh para anggota dewan.

Baca juga: Rp 500 Juta, Anggaran untuk Pakaian Dinas Anggota DPRD Sragen Terpilih

Kemudian, ada lagi tiga pos pengadaan pakaian bagi anggota DPRD periode 2014-2019 dengan pagu anggaran total Rp 288 juta, yakni pakaian adat harian dan pakaian adat lengkap sebesar Rp 135 juta, pakaian batik senilai Rp 80 juta, dan pakaian olahraga seharga Rp 73 juta.

Jumlah di atas belum menghitung ongkos pengadaan pakaian bagi anggota Sekretariat DPRD Kota Bekasi yang mencapai Rp 77,5 juta tahun ini.

"Pakaian olahraga seperti pakaian olahraga biasa, sama. Celana training, atasannya kaus, topi. Sepatu juga kalau sudah mampu enggak apa-apa (dianggarkan)," ujar Ridwan.

"Pakaian adat ya itu, mirip jas, pakaian safari hanya tanpa kerah, terus pakai sarung di tengahnya, pakai hijab, kopiah," imbuhnya.

Baca juga: Tak Hanya Pakaian Dinas Setara Merek Ternama, Anggota DPRD Sulsel Juga Terima Pin Emas

Pakaian adat ini, kata Ridwan, hanya dipakai satu tahun sekali. Begitu pun dengan pakaian batik.

"Saat paripurna ulang tahun Kota Bekasi itu (pakaian adat) dipakai, bisa. Ya, memang setahun sekali. Sama, pakaian batik juga begitu," ia menjelaskan.

Lantas, mengapa pakaian adat dan olahraga yang tidak dipakai setiap hari perlu diadakan saban tahun?

"Desainnya, motif-motifnya, warnanya beda-beda," pungkas Ridwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com