Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakpro dan Warga Terdampak Pembangunan ITF Sunter Sepakati Resettlement Action Plan

Kompas.com - 08/08/2019, 19:03 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga terdampak pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter sudah menyepakati program Resettlement Action Plan (RAP) atau pemukiman kembali yang diajukan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Corporate Secretary PT Jakpro Hani Sumarno mengatakan, kesepakatan tersebut terjadi pada Selasa (6/8/2019) lalu.

"Kami sudah koordinasi sejak Desember 2018 hingga akhirnya kemarin, hari Selasa, kami bersama warga semuanya bisa tersenyum lega," kata Hani saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/8/2019).

Hani menyebutkan pihaknya akan memfasilitasi pemindahan warga terdampak sesuai dengan keinginan masing-masing keluarga.

Baca juga: Bantah Anies, Djarot Tegaskan ITF Sunter Digagas Zaman Ahok

"Jadi atas keinginan masing-masing, ada yang kepengin pulang kampung, diantarkan, dialokasikan di kampungnya ada tempat tinggal dan itu dikondisikan dengan baik," ucapnya.

Setelah pemindahan terjadi, pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap warga tersebut setidaknya hingga tiga tahun kedepan.

Namun, Hani belum menyebutkan data lengkap mengenai berapa jumlah warga terdampak maupun besaran dana dalam program RAP karena ia mengaku sedang tidak memegang data tersebut.

Sementara itu, salah seorang warga yang tak mau disebutkan namanya mengakui bahwa telah terjadi kesepakatan antara mereka dengan Jakpro.

Baca juga: Jalan Panjang Proyek ITF, dari Era Foke sampai Anies

"Ya intinya kan ini lahan Pemerintah, kami diminta pindah, ya sudah kami pindah. Jadi sudah tidak ada masalah dengan Jakpro," ucap warga tersebut saat ditemui Kompas.com Kamis sore.

Ia menolak untuk bicara banyak mengenai kesepakatan tersebut karena perwakilan mereka yang menjalin kesepakatan dengan Jakpro sedang tidak hadir di lokasi tersebut.

Adapun pembangunan ITF Sunter sudah dimulai beberapa hari sejak pemerintahan menerbitkan izin mendirikan bangunan (IMB) di lokasi tersebut.

Targetnya, tempat pengolahan sampah dalam kota yang dapat menghasilkan energo listrik tersebut selesai pada 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com