JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Project Strategic Bisnis Unit ITF Sunter PT Jakarta Propertindo, Aditya Bakti Laksana menjamin residu yang dihasilkan fasilitas pengolahan sampah dalam kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter tetap ramah lingkungan.
Bahkan residu yang berbentuk bottom ash atau abu tidak terbang itu dapat digunakan sebagai campuran aspal jalan.
"Sisanya residu yang memang sudah dikategorikan ramah lingkungan dan bisa untuk menjadi untuk pengerukan jalan. Malahan kalau di Eropa dipakai untuk pengerukan jalan buat campuran aspal," kata Adit saat ditemui Kompas.com Rabu (3/7/2019).
Baca juga: Listrik yang Dihasilkan ITF Sunter Dapat Gerakkan LRT dan MRT Jakarta Sekaligus
Adapun residu itu berasal dari proses pembakaran sampah dengan teknologi bernama insenerator. Dengan insenerator, sampah-sampah itu dipanaskan dengan suhu mencapai 1000 derajat celcius dalam sebuah ruang tertutup bernama kombusi. Sisa pembakaran itu kemudian dijatuhkan ke bawah dalam bentuk bottom ash.
Residu yang dihasilkan oleh teknologi yang diadopsi dari Denmark tersebut hanya sekitar 10 sampai 20 persen dari total sampah yang diolah di ITF Sunter.
Dengan lahan sebesar tiga hektar, ITF Sunter dapat mengolah 2.200 ton sampah atau sekitar 30 persen dari total 7.452 ton sampah DKI yang dibuang ke tempat per harinya.
"ITF akan dipakai 24 jam nonstop selama setahun. Hanya ada waktu berhenti pada saat perawatan saja dan itu terdiri dari dua (lajur pengolahan), enggak pernah berhenti. Jadi kalau satu mati satu lagi tetap jalan," ucapnya.
Baca juga: 5 Kecanggihan ITF Sunter, Tempat Pengolahan Sampah yang Akan Dimiliki Jakarta
Selain dapat mereduksi sampah, teknologi ini juga menghasilkan energi listrik sebesar 35 megawatt per jam atau 280 ribu megawat setiap tahunnya.
Jumlah tersebut, kata Adit, dapat menggerakkan MRT dan LRT Jakarta sekaligus atau dapat menerangi seluruh kawasan Kelapa Gading.
Jakpro menargetkan pembangunan ITF Sunter ini akan selesai pada pertengahan tahun 2022 dan dapat beroperasi secara penuh di akhir tahun 2022.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.