Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Revitalisasi Pasar Bunga Rawa Belong

Kompas.com - 14/08/2019, 14:41 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

Namun, saat para pedagang meminta aula yang ada di Pasar Klender untuk dikosongkan, pihaknya mendapat penolakan dari Satuan Pelaksana (Satpel) UPT Pasar Bunga Rawa Belong dengan alasan aula tersebut sudah disewa oleh Dinas KPKP DKI Jakarta selama satu tahun.

“Kita sudah meminta aula di Pasar Klender dikosongkan, namun ditolak,” kata dia.

Karena belum adanya titik temu antara pedagang dan Satpel UPT Pasar Bunga Rawa Belong, maka dibentuklah Tim Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang merupakan keinginan dari pedagang.

Tim TPS inilah yang akan mencari lokasi strategis untuk relokasi para pedagang.

Tim TPS mengusulkan lokasi yang dianggap strategis, yaitu di daerah Palmerah, Jakarta Barat.

Para pedagang menyetujui untuk direlokasi di daerah Palmerah karena lokasinya yang dianggap strategis dan bisa beroperasi selama 24jam karena berada di pinggir jalan raya.

Namun setelah diajukan ke UPT, lokasi tersebut juga dianggap bermasalah.

Salah satu anggota Tim TPS Pasar Bunga Rawa Belong mengatakan, sampai saat ini para pedagang masih menolak direlokasi di TPS Pasar Semanan maupun Pasar Klender.

"Kami masih menolak relokasi," kata Hikmah pedagang di Pasar Bunga Rawa Belong.

Bertahap

Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta mengusulkan revitalisasi pasar itu dilakukan secara bertahap, dengan melakukan revitalisasi gedung utara terlebih dahulu setelah itu disusul revitalisasi gedung selatan.

“Kita sudah mengusulkan ke Bappeda DKI Jakarta terkait revitalisasi pasar itu secara bertahap, namun sampai saat ini belum disetujui,” kata Kepala Pusat Promosi dan Sertifikasi Hasil Pertanian Dinas KPKP DKI Jakarta, Wati Mutia.

Wati menjelaskan, pihaknya mengusulkan revitalisasinya dilakukan dua kali pembangunan, dengan melakukan pembangunan gedung utara terlebih dahulu.

Dengan demikian, pedagang bunga yang ada di gedung utara tidak perlu direlokasi ke TPS, cukup pindah ke gedung selatan selagi menunggu pembangunan gedung utara selesai.

Begitu juga sebaliknya, ketika gedung utara selesai dibangun, maka pembangunan gedung selatan pasar itu baru dapat dilakukan.

Namun, jika revitalisasinya dilakukan dengan dua kali pembangunan, maka biayanya akan lebih mahal dibandingkan dengan satu kali pembangunan.

Agaknya, pilihannya tetap rumit dan untuk ini diperlukan kearifan guna menghasilkan keputusan terbaik bagi semuanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com