Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Pemkot Jakut Soal Daftar Bengkel di Aplikasi e-Uji Emisi yang Tak Sesuai

Kompas.com - 15/08/2019, 21:27 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengaku data bengkel-bengkel yang mereka masukan di aplikasi E-Uji Emisi adalah hasil pendataan tahun lalu.

"Data ini sudah setahun yang lalu sepengatahuan saya, jadi tentunya ada beberapa harus kita update," kata Ali kepada wartawan di salah satu bengkel yang ada di Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (15/8/2019).

Namun ia memastikan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi ke 25 bengkel yang tertera dalam aplikasi E-Uji Emisi.

Ali mengatakan ada dua kemungkinan yang membuat bengkel-bengkel dalam aplikasi tersebut tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.

"Dari semua bengkel ini ada beberapa yang pembinaannya sudah dilakukan tetapi petugasnya sudah pindah," ujarnya.

Baca juga: Diluncurkan Anies, Aplikasi E-Uji Emisi Tak Dikenal Bengkel hingga Data Keliru

Kemungkinan kedua ialah pemilik bengkel telah menutup atau memindahkan lokasi bengkel yang ada di aplikasi tersebut.

Oleh karena itu, pihaknya telah menginstruksikan Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Jakarta Utara untuk meng-update bengkel mana saja yang benar-benar sudah terintegrasi dengan aplikasi e-Uji Emisi.

Ia juga meminta kepada Sudin LH agar melakukan sosialisasi kepada bengkel-bengkel lain yang belum terintegrasi dengan aplikasi e-Uji Emisi.

Sebelumnya diberitakan aplikasi e-Uji Emisi yang diluncurkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta khususnya untuk wilayah Jakarta Utara belum sepenuhnya bisa digunakan.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com pada Rabu (14/8/2019) di tiga bengkel yang terdaftar dalam aplikasi, belum ada yang terintegrasi dengan aplikasi E-Uji Emisi.

Ada bengkel yang mengaku tidak mengenali aplikasi yang diluncurkan Pemprov DKI pada Selasa (13/8/2019) lalu. Bahkan, ada juga yang terdaftar dalam aplikasi namun bengkel tersebut telah tutup selama beberapa tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com