Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Muda hingga Nenek-nenek Korban Penggusuran di Bekasi Demo di Kantor BPN

Kompas.com - 19/08/2019, 12:56 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Warga terdampak penggusuran di sejumlah titik di Kota Bekasi menggelar unjuk rasa di depan kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan DPRD, Senin (19/8/2019).

Mereka mengatasnamakan Forum Korban Penggusuran Bekasi (FKPB) Pekayon.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, sekitar pukul 11.15 WIB, puluhan pengunjuk rasa memulai aksinya di depan kantor BPN Kota Bekasi yang terpaut sekitar 200 meter dari gedung DPRD Kota Bekasi.

Mereka tampak membawa sejumlah spanduk berisi tuntutan penggantian hak mereka atas tanah dan tempat tinggal.

Baca juga: Jerit Janda Tua Penghuni Pertama Perumahan Bougenville di Bekasi yang Digusur...

Para pengunjuk rasa yang terdiri dari pemuda, kalangan paruh baya, hingga beberapa kakek-nenek terus berorasi di depan Kantor BPN Kota Bekasi yang ditutup rapat.

"Tolong keluar, Pak, kalau Bapak takut sama kami rakyat jelata, Bapak pesan sama office boy mau ngomong apa, biar office boy menemui kami," teriak salah satu ibu-ibu pengunjuk rasa.

Tak berselang lama, sejumlah pegawai Kantor BPN Kota Bekasi keluar dari gedung. Namun, pegawai BPN Kota Bekasi dan pengunjuk rasa dipisahkan oleh pagar.

Aksi ini menimbulkan kemacetan lalu lintas Jalan Chairil Anwar yang hanya terdiri dari dua lajur. Sejumlah petugas Satpol PP juga telah berada di sekitar lokasi unjuk rasa.

"Tiga tahun kami disengsarakan. Ini tanpa ada pemberitahuan, tiga tahun itu lahan belum diapa-apakan sampai sekarang," seru pengunjuk rasa yang lain.

"Apa ada 3 tahun kita diperhatikan? Tiga tahun kita tinggal di posko, sampai ada yang meninggal, Pak," seru seorang nenek pengunjuk rasa.

Warga yang tergabung dalam aksi itu mayoritas merupakan korban penggusuran di Pekayon dan Jakasetia 2016.

Baca juga: Polemik Penggusuran Perumahan di Bekasi, di Antara Klaim Pemkot dan Protes Warga

Sebagian kecilnya merupakan korban penggusuran di Bougenville, Jakasampurna Juli 2019.

Para korban penggusuran Pekayon dan Jakasetia menyebut, selama tiga tahun, tidak ada kompensasi sama sekali dari Pemerintah Kota Bekasi terhadap 200 orang lebih korban gusuran.

Alih-alih menuntaskannya, kata pengunjuk rasa, Pemerintah Kota Bekasi justru melakukan penggusuran lagi di Kompleks Bougenville Raya, Jakasampurna, bulan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com