Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Dua Lahan Gusuran di Bekasi yang Sampai Sekarang Tak Dibuat Apa-apa...

Kompas.com - 21/08/2019, 07:57 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

"Semua orang menanyakan sih, kok itu enggak digusur-gusur?" kata Ricky kepada Kompas.com, Selasa.

Menurutnya, ada rasa keadilan yang dicederai dari keadaan ini. Korban gusuran sampai berpikir untuk membangun ulang tempat tinggal mereka di lahan tersebut secara semipermanen.

Langkah itu sebagai bentuk perlawanan sekaligus protes terhadap sikap pemerintah yang dianggap pilih kasih.

"Mereka (korban) menuntut keadilan, bahwa di daftarnya ada rumah itu, tapi yang jadi pertanyaan kok itu enggak digusur-gusur?" kata Ricky.

"Patokan kita bukan mau punya tanah di situ. Tapi, kenapa kok itu enggak digusur? Kalau memang adil kenapa enggak digusur sekalian?" tambah dia.

Baca juga: Menengok Lahan Gusuran di Jakasetia Bekasi yang 3 Tahun Dibiarkan

Kompas.com coba menghubungi Azhari, Kepala Bidang Pengendalian Ruang Dinas Tata Ruang Kota Bekasi. Namun yang dihubungi tak kunjung menjawab panggilan telepon sejak Selasa siang sampai jelang malam.

Gusuran di Jakasetia

Penggusuran di Jakasetia berlangsung pada 25 Oktober dan 1 November 2016. Penggusuran terus berlanjut ke sisi selatan, tepatnya sisi tembok kompleks perumahan Peninsula.

Lahan tersebut tak banyak berubah sejak penggusuran. Beberapa hal yang berbeda hanyalah tumbuhnya semak-semak dan pepohonan liar serta munculnya balai semipermanen yang pernah berfungsi sebagai posko pengungsian.

Dua-tiga bidang mural berisi narasi perjuangan korban gusuran menghiasi lahan derita itu.

Sisanya, tanah gusuran itu tak beralih rupa. Reruntuhan bekas rumah warga juga masih tampak jelas.

Istimewanya, belasan korban gusuran masih bertahan di posko tersebut, beberapa di antaranya bahkan lansia.

Kepala Bidang Perencanaan Ruang Dinas Tata Ruang Kota Bekasi, Dewi Astianti mengatakan, lahan gusuran yang sudah terbengkalai nyaris tiga tahun itu rencananya akan dibangun jalan raya.

"Itu akan dibuat jalan ke kompleks, tapi enggak cuma jalan kompleks saja, warga juga bisa lewat situ nantinya, kan macet," ujar Dewi saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Khairin Sangaji, pemuda yang setiap hari mendampingi korban gusuran di balai semipermanen menyebut bahwa kesadaran mereka mulai bangkit belakangan ini untuk terus memperjuangkan haknya.

Mereka telah berserikat dalam Forum Korban Penggusuran Bekasi (FKPB).

Baca juga: Status Tanah Tak Jelas, Korban Gusuran di Bekasi Tuntut Status Quo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Megapolitan
Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Megapolitan
Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Megapolitan
Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Megapolitan
Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Megapolitan
PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

Megapolitan
Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Megapolitan
Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Megapolitan
Cerita 'Single Mom' Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Cerita "Single Mom" Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Megapolitan
Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi 'Online'

Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi "Online"

Megapolitan
Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com