Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2019, 15:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Yayasan Perlindungan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) dokter Marius Widjajarta mengatakan, terjadinya pemberian obat kedaluwarsa kepada ibu hamil oleh Puskesmas Kelurahan Kamal Muara bisa jadi karena Indonesia tidak memiliki standar pelayanan medis nasional.

"Standar pelayanan medis nasional Indonesia enggak ada, Indonesia jeleknya begitu, bisa ngomong segala macem peningkatannya (pelayanan medis) kalau standar pelayanan medis nasionalnya enggak ada gimana mau maju," kata Marius saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/8/2019).

Marius mengatakan, Kementerian Kesehatan Indonesia saat ini hanya memiliki pedoman dan panduan pelayanan medis yang sifatnya tidak mengikat.

Baca juga: Fakta Baru Kasus Obat Kedaluwarsa, Munculnya Korban Lain dan Dugaan Kesengajaan

Sementara, apabila ada kejadian seperti yang menimpa Novi Sri Wahyuni (21) dan Winda Dwi Lestari (23), dua ibu hamil yang mendapat obat kedaluwarsa oleh puskesmas, yang dipermasalahkan selalu standar operasional prosedur (SOP).

"iya nanti yang selalu dinaikkan SOP. SOP itu beda-beda, puskesmas satu dengan satu beda-beda. Kalau standar pelayanan medis nasional memang tergantung tipe tempat pelayanan rumah sakitnya," ujarnya.

Bahkan, tidak adanya standar pelayanan medis nasional di Indonesia melanggar aturan Wolrd Health Organization (WHO) yang memerintahkan agar setiap negara memiliki standar pelayanan medis.

Perihal standar pelayanan medis nasional ini sudah bertahun-tahun ia minta ke Kemenkes. Disebutkan Marius bahwa Kemenkes sempat melakukan studi banding ke Australia perihal tersebut.

"Udah ke Australia buat standar pelayanan medis nasional, uang habis hasil enggak ada, bagaimana negara mau maju kalau tidak ada standar medis," tuturnya.

Baca juga: Mari Bantu Ibu Hamil Korban Obat Kedaluwarsa Puskesmas

Sebelumnya diberitakan dua orang ibu hamil di Kelurahan Kamal Muara mendapatkan obat vitamin B6 yang sudah kedaluwarsa sejak bulan April 2019 lalu.

Kedua ibu hamil tersebut mengaku mengalami gejala pusing, mual, hingga muntah saat aktif mengonsumsi obat berjenis vitamin B6 tersebut.

Kasus ini masih dalam penyelidikan Polsek Metro Penjaringan. Sejumlah bukti dan saksi sudah mereka periksa untuk mengungkap kasus tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Siapa Hercules yang Sempat Tantang Kombes Haryadi? Ini Profilnya

Siapa Hercules yang Sempat Tantang Kombes Haryadi? Ini Profilnya

Megapolitan
Kuasa Hukum soal Pemindahan Sel Shane Lukas: Antisipasi Pengaruh dari Mario Dandy

Kuasa Hukum soal Pemindahan Sel Shane Lukas: Antisipasi Pengaruh dari Mario Dandy

Megapolitan
Guru Olahraga Mengaku Belum Beristri Saat Rayu dan Menghamili Siswi SMA di Tangerang

Guru Olahraga Mengaku Belum Beristri Saat Rayu dan Menghamili Siswi SMA di Tangerang

Megapolitan
Warga Depok Puas dengan Trotoar Margonda Hasil Revitalisasi, Tapi Sesalkan Banyak Motor Parkir

Warga Depok Puas dengan Trotoar Margonda Hasil Revitalisasi, Tapi Sesalkan Banyak Motor Parkir

Megapolitan
Krisis Air Bersih di Rawa Badak Utara, Warga Sampai Kesulitan Mandikan Jenazah

Krisis Air Bersih di Rawa Badak Utara, Warga Sampai Kesulitan Mandikan Jenazah

Megapolitan
Polda Metro Bentuk Tim Khusus Buru Si Kembar Rihana-Rihani Tersangka Penipuan Preorder iPhone

Polda Metro Bentuk Tim Khusus Buru Si Kembar Rihana-Rihani Tersangka Penipuan Preorder iPhone

Megapolitan
Teganya Si Kembar Rihana Rihani, Tawarkan Pekerjaan Admin Distributor HP Malah Dijadikan ART

Teganya Si Kembar Rihana Rihani, Tawarkan Pekerjaan Admin Distributor HP Malah Dijadikan ART

Megapolitan
Siswa MAN 1 Bekasi Nangis Gagal 'Study Tour' karena Ditipu EO

Siswa MAN 1 Bekasi Nangis Gagal "Study Tour" karena Ditipu EO

Megapolitan
Maafkan Hercules yang Menantangnya, Kombes Hengki Haryadi: Tapi Kalau Salah, Enggak Ada Alasan...

Maafkan Hercules yang Menantangnya, Kombes Hengki Haryadi: Tapi Kalau Salah, Enggak Ada Alasan...

Megapolitan
Kombes Hengki Haryadi Maafkan Hercules yang Sempat Menantangnya

Kombes Hengki Haryadi Maafkan Hercules yang Sempat Menantangnya

Megapolitan
Mahasiswa Penipu Tiket Coldplay Pakai Uang Korban untuk Makan dan Beli Sepatu

Mahasiswa Penipu Tiket Coldplay Pakai Uang Korban untuk Makan dan Beli Sepatu

Megapolitan
Siswi SMA di Tangsel Bertemu Guru Olahraga yang Menghamilinya di Program Renang Sekolah

Siswi SMA di Tangsel Bertemu Guru Olahraga yang Menghamilinya di Program Renang Sekolah

Megapolitan
Fakta Hilangnya Nyawa Pengamen di Tangan Prajurit TNI, Korban Ditusuk Usai Menagih Haknya

Fakta Hilangnya Nyawa Pengamen di Tangan Prajurit TNI, Korban Ditusuk Usai Menagih Haknya

Megapolitan
Dilema Warga Gang Mayong Tinggal di Daerah Rawan Tawuran tetapi Strategis

Dilema Warga Gang Mayong Tinggal di Daerah Rawan Tawuran tetapi Strategis

Megapolitan
Polda Metro Tetapkan Si Kembar Rihana Rihani sebagai Tersangka Penipuan

Polda Metro Tetapkan Si Kembar Rihana Rihani sebagai Tersangka Penipuan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com