Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Depok Kejar Supir Angkot T19 yang Aniaya Kompol Nadapdap

Kompas.com - 26/08/2019, 14:38 WIB
Cynthia Lova,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kapolresta Depok, AKBP Azis Ardiansyah, membenarkan informasi yang beredar di media sosial tentang pemukulan terhadap mantan Kapolsek Pancoran Mas Depok, Kompol Nadapdap, oleh sopir angkot T 19 jurusan Kampung Rambutan-Depok.

Pemukulan terjadi di sekitar Apartamen Taman Melati Margonda, Depok, Sabtu (24/8/2019) lalu.

Kampol Nadapdap saat ini menjabat sebagai Kanit IV Kamneg Diintelkam Polda Metro Jaya.

Azis mengatakan, pihak kepolisian tengah mencari sopir angkot tersebut.

Baca juga: Video Penganiayaan di Kapal Penyeberangan Bawean, Ini Penjelasan Polisi

"Iya sudah dalam pengejaran," kata Azis saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.

Azis tak menjelaskan kronologi peristiwa itu.

Peristiwa itu antara lain diinformasikan oleh akun Instagram @depok24jam. Berdasarkan narasi di akun tersebut, Kompol Nadapdap mengalami penganiyaan pada Jumat lalu. Tersangka pelakunya adalah seorang sopir angkot T19 jurusan Depok-Pasar Minggu. Lokasi kejadian di depan Apartemen Taman Melati Jalan Margonda Raya, Depok.

Kompol Nadapdap, pada saat itu, dikatakan tengah mengendarai mobil Isuzu Ertiga warna putih bernopol B 1791 WJC dari rumahnya menuju Pasar Minggu. Ia hendak bertemu anggotanya dalam rangka dinas monitoring kegiatan milad FPI yang akan dilaksanakan di Stadion Rawa Badak, Koja Jakarta Utara.

“Dalam perjalanan Depok menuju Pasar Minggu yang semula saya berada pada jalur kanan mengambil ke jalur kiri secara perlahan, dikarenakan jalur kanan dimasuki oleh kendaraan yang datang dari jalan Ir H. Juanda Depok. Dan pada saat saya mengambil jalur kiri dari belakang ada kendaraan angkutan kota T19 yang akan melintas di jalur yang sama dan merasa terhalang karena masuknya kendaraan saya. Selanjutnya angkutan kota T19 tersebut berusaha menyalip kendaraan saya, namun terhalang juga oleh kendaraan lain dijalur paling kiri,” tulis akun @depok24jam yang katanya mengutip keterangan Kompol Nadapdap.

Masih menurut akun tersebut, sopir angkot T19 tersebut tampaknya emosi dan memepet mobil Nadapdadp dari sebelah kiri secara berulang-ulang. Di depan Apartemen Taman Melati Jl Margonda Raya, Depok, Nadapdap menghentikan kendaraannya dengan maksud menyelesaikan permasalahan tersebut dengan si sopir angkot.

Namun hal itu tidak berjalan mulus. Walau Nadapdap telah menyebut dirinya polisi, sopir angkot itu tampaknya tidak percaya. Si sopir, menurut tulisan akun @depok24jam, menanduk muka Nadapdap. 

Bibir Nadapdap terluka dan berdarah dan kepalanya jadi pusing. Tak sampai di situ, si pengemudi angkot itu disebut terus memukuli Nadapdap.

Sopir itu dikatakan mencabut kunci kendaraan Nadapdap dan membawanya pergi.

Kompol Nadapdap kemudian pergi Rumah Sakit Mitra Depok dan membuat laporan polisi di  Polresta Depok.

Versi polisi

Kassubag Humas Polresta Depok, AKP Firdaus mengatakan, kejadian itu berawal saat Kompol Nadapdap tengah dalam perjalanan dinas ke Polda Metro Jaya.

Di tengah perjalanannya saat di masih Margonda, Depok, mobil yang dikendarai Kompol Nadapdap bersinggungan dengan mobil angkot T19 jurusan Kampung Rambutan-Depok.

Kompol Nadapdap sempat bercekcok dengan sopir angkot itu.

"Kepala korban sempat ditanduk oleh pelaku hingga mengalami luka, " kata AKP Firdaus.

Karena kejadian tersebut, korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com