Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemalakan di Tanah Abang Sudah Lama, Sudin Perhubungan Mengaku Tak Berdaya

Kompas.com - 06/09/2019, 11:16 WIB
Cynthia Lova,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPS.com - Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat, Harlem Simanjuntak mengatakan, pemalakan oleh para juru parkir liar di kawasasn Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, sudah lama terjadi. 

Ia juga mengakui banyak juru parkir liar di kawasan itu. Namun, tak banyak yang bisa diperbuat Sudin Perhubungan.

“Iya dari dulu sih (pemalakan). Di Tanah Abang itu kan banyak juru parkir liar. Yang ngatur-ngatur di situ pasti ada. Tapi karena situasi kami keterbatasan kan, tidak enak juga kami, tak ada wewenang (menangkap),” kata Harlem saat dihubungi, Jumat (6/9/2019).

Baca juga: Viral Video Pemalakan di Tanah Abang, Dua Pemuda Ditangkap Polisi

Ia mengatakan hal itu saat menanggapi video yang beredar di media sosial tentang sejumlah orang yang memalak para pengendara mobil di Pasar Blok F Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis kemarin.

 

Menurut Harlem, kerberadaan juru parkir liar di kawasan Tanah Abang sudah lama. Jajarannya sudah berulang kali menertibkan juru parkir liar itu. Namun, mereka tetap muncul lagi.

“Kadang-kadang kami saat-saat tertentu kami juga ngambil (tangkap) kalau kami pas penertiban parkir liar.... Kami ambil, kami serahkan ke polisi,” kata Harlem.

Ia mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan kepolisian untuk menangkap preman-preman yang berdalih sebagai juru parkir.

“Kami akan terus mengawasi jika tertangkap tangan kami akan proses dan serahkan ke polisi,” ujar dia.

Baca juga: Trotoar Tanah Abang Dipakai Dagang Hewan Kurban, Camat Jamin Sampahnya Bersih Selasa Depan

Kemarin beredar video yang memperlihatkan sejumlah orang memalak para pengendara mobil yang hendak keluar dari Blok F Pasar Tanah Abang. Orang-orang itu memberhentikan mobil-mobil yang hendak keluar. Mereka memaksa sopir memberikan uang.

Dua orang ditangkap

Polisi menangkap dua pemuda yang memalak para sopir di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Supriyatna (20) dan Nurhasan (39) ditangkap setelah video aksi pemalakan viral di media sosial.

“Ya sudah langsung kami tangkap,” ujar Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Harry Kurniawan kepada Kompas.com, Jumat (6/9/2019).

Baca juga: Viral Video Pemalakan di Tanah Abang, Dua Pemuda Ditangkap Polisi

Harry mengatakan, pihaknya menangkap keduanya pada Kamis (5/9/2019) kemarin, atau tak lama setelah video beredar.

Dari kedua pelaku, polisi menyita barang bukti uang tunai Rp 99.000 hasil pemalakkan.

“Dari Supriyatna disita Rp 54.000, sementara dari Nurhasan kami sita Rp 45.000,” katanya.

Harry mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengembangkan kasus ini untuk mencari preman lainnya yang ada dalam video tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com