Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Kota Bakal Pindah ke Kaltim, Para Wali Kota Minta 2 Hal Ini ke Jokowi

Kompas.com - 09/09/2019, 22:43 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Rencana pemindahan ibukota dari Jakarta ke Provinsi Kalimantan Timur menjadi salah satu agenda yang dibahas dalam forum pertemuan para wali kota atau Mayor Caucas 2019 di Balai Kota Bogor, Senin (9/9/2019).

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, 28 kepala daerah yang hadir dalam acara tersebut sepakat mendukung rencana Presiden Joko Widodo memindahkan ibu kota negara.

Meski begitu, sambung Bima, ada beberapa catatan penting yang disampaikan oleh kepala daerah agar menjadi bahan pertimbangan ke pemerintah pusat.

"Kami juga menyentuh isu perhatian besar soal rencana pemindahan ibu kota negara ke Kaltim. Kami memahami dan menyepakati gagasan itu penting dan harus didukung," ucap Bima, dalam konferensi persnya usai pertemuan tersebut.

Baca juga: Ahli Tata Kota Sebut Kaltim Sudah Lama Disasar Jadi Ibu Kota Baru, Ini Buktinya

Bima menyebut, para kepala daerah yang hadir meminta pemerintah untuk melakukan kajian yang matang sebelum memindahkan ibu kota. Hal itu, kata Bima, untuk menyeimbangi dampak di sekitar kawasan calon ibu kota.

"Kami melihat perlu kajian matang. Karena ini jadi satu model kalau baik menjadi best practice, kalau gagal jadi preseden. Karena itu, kita sepakat mencermati terkait proses perencanaan dan pelaksanaan pemindahan ibu kota agar berjalan dengan baik," tutur Bima.

Sementara itu, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, jika ibu kota jadi pindah, maka Kota Balikpapan akan menjadi daerah yang paling disibukan.

Baca juga: Pemindahan Ibu Kota Butuh Badan Koordinasi Khusus

Sebab itu, ia meminta agar penyediaan sumber daya manusia (SDM) di Kota Balikpapan diprioritaskan oleh pemerintah pusat.

"Saya sudah sampaikan ke pemerintah pusat kita punya Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Kita minta agar ITK ini jadi proyek nasional untuk penyediaan SDM. ITK ini bisa dioperasionalkan lebih besar lagi, kalau enggak kita bakal jadi penonton," sebut Rizal.

Sistem transportasi, lanjut dia, juga menjadi bahan kajian yang dilakukan pemerintahannya.

Menurut dia, penyediaan trem dan kereta api dirasa perlu sebelum ibu kota negara dipindah ke Kalimantan Timur.

"Daerah penyangga seperti Balikpapan akan menjadi pusat kegiatan. Balikpapan akan jadi jalur logistik, banyak orang-orang lewat. Kita minta trem dan kereta api sudah digagas, termasuk jalan lainnya juga sebelum ibu kotanya jadi. Kalau nggak nanti Balikpapan jadi karam," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com