Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Greenpeace: Kita Semua Korban Kerusakan Lingkungan

Kompas.com - 23/10/2019, 17:39 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Lima aktivis Greenpeace yang memasang spanduk di Patung Selamat Datang, Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019), telah menyelesaikan aksinya setelah delapan jam bertahan di atas patung setinggi lima meter itu.

Pada pukul 16.00 WIB, Belgis, Irwan, dan tiga orang rekannya langsung dibawa menuju mobil tahanan untuk diamankan di Polsek Menteng. Adapun mereka adalah aktivis Greenpeace yang memasang spanduk bertuliskan “orang baik pilih energi baik”.

Saat dibawa menuju ke mobil tahanan, Belgis berharap tuntutannya dalam aksi hari ini dapat dipenuhi.

Sebab, kata Belgis, dirinya dan seluruh masyarakat Indonesia adalah korban kerusakan lingkungan hidup.

Baca juga: Setelah 8 Jam, Lima Anggota Greenpeace yang Pasang Spanduk di Patung Selamat Datang Dievakuasi

“Tidak cuma saya, bukan mereka yang ada di Kalimantan, tapi kita semua yang ada di sini termasuk Bapak Presiden juga korban kerusakan lingkungan. Jadi pak, saya mohon dengarkan kita yang ada di sini, karena kita semua korban, pak,” ujar Belgis sembari jalan ke mobil tahanan yang terparkir di Bundaran Hotel Indonesia.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Irwan, salah satu anggota Greenpeace lainnya yang diamankan.

Ia berharap, pemerintah dapat memperhatikan keadaan lingkungan yang ada di Indonesia.

Baca juga: Sebelum Panjat Patung Pancoran, Aktivis Greenpeace Sempatkan Latihan Fisik

“Saya berharap lingkungan ini bisa tersampaikan dan jadi perhatian pemerintah biar kebijakan lebih baik lagi terhadap lingkungan,” kata Irwan.

Sebelumnya, organisasi masyarakat Greenpeace memasang spanduk di Patung Selamat Datang, Bundaran HI dan Patung Dirgantara, Pancoran hari ini.

Spanduk yang dipasang di dua tempat ini bertuliskan “orang baik pilih energi baik”. Ada pula spanduk yang bertuliskan “lawan perusak hutan”.

Pemasangan spanduk ini ditujukan sebagai ungkapan keluh kesah mereka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang baru saja dilantik pada 20 Oktober 2019 lalu.

Baca juga: Pasang Spanduk di Patung Bundaran HI dan Dirgantara, Ini Tuntutan Greenpeace

Juru Kampanye Hutan Greenpeace Arie Rompas mengatakan, ada dua tuntutan yang mereka sampaikan kepada Presiden Jokowi dalam aksi ini, yaitu tentang energi dan hutan yang masih menjadi masalah utama di Indonesia.

“Energi dan hutan harus menjadi perhatian khusus bagi Presiden Jokowi dan kabinet barunya, jika ingin benar-benar mengatasi dan memukul mundur krisis iklim,” ujar Arie.

Greenpeace menuntut perubahan iklim di Indonesia diatasi dengan serius. Sebab Indonesia yang jadi negara kepulauan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Arie khawatir jika perubahan iklim tidak diatasi dengan serius akan menyebabkan adanya kenaikan muka air laut, kekeringan ekstrim, banjir bandang, gagal panen, badai tropis, hingga polusi udara di Indonesia.

Selain itu, mereka juga menuntut agar proses deforestasi atau penghilangan hutan dikurangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com